BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Investor pasar modal Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kenaikan cukup tajam. Pertumbuhan ini terjadi secara signifikan mencapai angka 20.112. Kenaikan ini diungkapkan Zulmi selaku Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi, Maluku, Papua, beberapa waktu lalu.
“Investor tahunan reksadana mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dana di bank deposito, investasi di saham bisa jauh lebih tinggi karena lebih menjanjikan,” ungkapnya.
Data dari OJK menunjukkan, nilai transaksi saham Sulsel pada tahun 2016 mencapai Rp 6,82 triliun, dan meningkat di tahun 2017 menjadi Rp 6,94 triliun. Peningkatan yang terjadi sebesar 1,87%. Sementara itu, Januari hingga April 2018 telah mencapai Rp 3,87 triliun.
“Investasi secara keseluruhan sebesar Rp 3,87 triiliun di 2018. Jika hal ini terjadi terus-menerus, maka pada akhir tahun bisa mencapai Rp 11 triiliun lebih, bisa dua kali lipat dibandingkan 2017. Melihat hal ini bisa dikatakan, animo masyarakat terhadap investasi di pasar modal cukup tinggi,” tuturnya.
Zulmi menambahkan, pertumbuhan sangat tinggi pada instrumen reksadana yaitu 76,82% dengan investor sebanyak 7.803. Sedangkan pada instrumen saham tumbuh 27,79% dengan 10.111 investor. Surat Berharga Negara (SBN) tumbuh 22,38% yoy yang mencapai 2.198 investor. “Peningkatan investasi pasar modal di dominasi kaum muda yang ingin terus mencari tantangan,” tutupnya./Komang Ayu