BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Sampai akhirnya, alumni fakultas sastra UMI ini, diterima sebagai fasilitator pendamping IDT (inpres Desa Tertinggal) mewakili mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel) di Bogor pada tahun 1994. Kemudian pada 1996, melalui proses seleksi, diterima menjadi dosen fakultas sastra.
Tidak membutuhkan waktu terlalu lama Jannah, panggilan akrabnya diberi amanah sebagai Kepala Pusat Koordinator Media, yang saat ini namanya kepala humas sampai tahun 2004. Setelahnya kembali menggeluti profesi sebagai dosen selama empat tahun, dan akhirnya 2008 diminta kembali oleh Rektor menjadi Kepala Humas UMI sampai sekarang.
Menurutnya, menjadi kepala humas sekaligus sebagai tenaga pendidik di kampus, bukan lah hal mudah. Tapi itu dijalani dengan penuh keikhlasan, serta motivasi tinggi untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagi institusinya.
“Alhamdulliah saya kerja bersama team yang hebat di kehumasan, saya terapkan sistem team work , kerja secara bersama-sama dengan tim saya di kehumasan, baik dalam menentukan kegiatan, bahan publikasi, dan menentukan kebijakan, saya selalu komunikasi dengan tim, baik ketemu langsung maupun Whatsapp,” ujar Jannah.
Di kehumasan ungkapnya, kuncinya yang penting komunikasi antar tim dapat berjalan dengan baik, untuk menjaga dan mengawal UMI sebagai universitas yang memiliki citra baik di mata masyarakat.
“Keluarga selalu men-support saya, tidak pernah mengeluh dengan apa yang saya kerjakan. Hal ersebut menjadi semangat buat diri saya, agar terus selalu berinovasi dan bekerja keras,” tutupnya.
Komang AyuSebelum berkarir sebagai Kepala Humas Universitas Muslim Indonesia (UMI), Nurjannah Abna dikenal sebagai seorang mahasiswi yang aktif di beberapa organisasi kampus.
Sampai akhirnya, alumni fakultas sastra UMI ini, diterima sebagai fasilitator pendamping IDT (inpres Desa Tertinggal) mewakili mewakili Sulawesi Selatan (Sulsel) di Bogor pada tahun 1994. Kemudian pada 1996, melalui proses seleksi, diterima menjadi dosen fakultas sastra.
Tidak membutuhkan waktu terlalu lama Jannah, panggilan akrabnya diberi amanah sebagai Kepala Pusat Koordinator Media, yang saat ini namanya kepala humas sampai tahun 2004. Setelahnya kembali menggeluti profesi sebagai dosen selama empat tahun, dan akhirnya 2008 diminta kembali oleh Rektor menjadi Kepala Humas UMI sampai sekarang.
Menurutnya, menjadi kepala humas sekaligus sebagai tenaga pendidik di kampus, bukan lah hal mudah. Tapi itu dijalani dengan penuh keikhlasan, serta motivasi tinggi untuk memberikan pengabdian yang terbaik bagi institusinya.
“Alhamdulliah saya kerja bersama team yang hebat di kehumasan, saya terapkan sistem team work , kerja secara bersama-sama dengan tim saya di kehumasan, baik dalam menentukan kegiatan, bahan publikasi, dan menentukan kebijakan, saya selalu komunikasi dengan tim, baik ketemu langsung maupun Whatsapp,” ujar Jannah.
Di kehumasan ungkapnya, kuncinya yang penting komunikasi antar tim dapat berjalan dengan baik, untuk menjaga dan mengawal UMI sebagai universitas yang memiliki citra baik di mata masyarakat.
“Keluarga selalu men-support saya, tidak pernah mengeluh dengan apa yang saya kerjakan. Hal ersebut menjadi semangat buat diri saya, agar terus selalu berinovasi dan bekerja keras,” tutupnya./Komang Ayu