BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memperkirakan pergerakan pemudik secara kumulatif, yang keluar maupun masuk ke daerah merayakan Idul Fitri tahun ini, mengalami kenaikan sekitar 5 persen hingga 8 persen. Hal ini tentunya sebagai pertanda, akan ikut menggairahkan perekonomian daerah.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan, uang yang beredar pada mudik Lebaran tahun 2018 sebanyak Rp 200 triliun. Uang tersebut akan mengalir ke daerah dan desa, sehingga berpeluang untuk dapat menggairahkan perekonomian daerah dan pedesaan.
Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Ilyas Iskandar mengatakan, sebagian besar arus mudik maupun arus balik di Sulsel diprediksi didominasi transportasi darat dan laut, kendati untuk segmen lain juga tetap mengalami lonjakan meski tidak signifikan.
“Paling maksimal kenaikannya itu sekitar 5 persen. Pergerakan pemudik di Sulsel memang relatif kecil, jika dibandingkan dengan pulau Jawa. Tetapi langkah antisipasi optimal kita tetap lakukan,” katanya.
Seperti pada tahun sebelumnya, kata Ilyas, skema arus mudik tetap dilakukan dengan menyiapkan sejumlah langkah, untuk mendukung kelancaran arus mudik jelang Lebaran. Dishub memprediksi, untuk transportasi udara lonjakannya tidak akan sebesar tahun lalu, dengan pertimbangan pada harga tiket pesawat yang akan mengalami peningkatan harga.
Dishub juga akan membuka posko-posko, baik di pelabuhan, bandara, maupun terminal. Posko untuk pengaduan, pengawasan, dan layanan kesehatan, beroperasi pada H-7 sampai H+14 baik di terminal, bandara maupun di pelabuhan.
Pendirian posko untuk memantau kelancaran angkutan Lebaran di Sulsel, menjadi salah satu langkah konkrit yang telah direalisasikan untuk seluruh moda transportasi, baik darat, laut maupun udara. Menurutnya, pendirian posko akan dilakukan di H-10 untuk angkutan darat dan udara, di mana posko tersebut berlangsung hingga H+10 Lebaran mendatang.
Sementara itu, untuk pemantauan angkutan laut maupun penyeberangan, dilakukan sejak H-18 dan terus berjalan hingga H+17 Lebaran. Adapun pemantauan disertai dengan evaluasi secara berkala juga dilakukan, di mana fokus pengawasan meliputi pengendalian tarif angkutan, penyiapan armada cadangan, dan penambahan jadwal pelayanan seluruh moda angkutan Lebaran di Sulsel.
Khusus untuk angkutan darat, Dishub mencatat terdapat AKDP untuk jenis kendaraan minibus sebanyak 2.192 unit, dengan kapasitas 17.536 kursi siap melayani pergerakan penumpang, pada periode mudik maupun balik.
Selain itu, ada pula armada AKDP segmen bus besar juga sebanyak 40 unit berkapasitas 4.080 kursi, bus sedang sebanyak 195 unit dengan kapasitas 5.265 kursi, serta dan bus kecil 1.444 unit berkapasitas 14.440 kursi, bakal siap beroperasi melayani perjalanan pemudik, dengan destinasi kabupaten/kota di Sulsel.
Untuk transportasi laut, Dishub menjamin ada 8 armada kapal yang siap melayani arus penumpang, melalui Pelabuhan Makassar pada periode mudik lebaran tahun ini./Komang Ayu