BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Untuk kali kedua, Pemerintah Kota Makassar menggelar even berskala internasional yakni Makassar International Eight Festival and Forum (Makassar F8). Kegiatan tahunan tersebut untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Kota Makassar kaya akan berbagai potensi yang dimiliki selama ini.
Kota Makassar juga diharapkan dapat sejajar dengan kota-kota besar dunia lainnya. Kegiatan itu juga diharapkan dapat memajukan perekonomian Kota Makassar pada khususnya dan Sulawesi Selatan pada umumnya.
“F8 akan menjadi salah satu penopang perekonomian Makassar dan Sulsel melalui sektor pariwisata dan beberapa sektor lainnya yang dinilai memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan kedepannya,”kata Andi Ilhamsyah Mattalatta, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Makassar (BP2M).
Berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan pada Makassar F8 2017 diantaranya Kejuaraan Muathai Internasional, Munas IWAPI, Mata Najwa, Super Mentor, Kejuaraan Fly Board, dan Jet Ski Dunia.
Dijadwalkan, Makassar F8 2017 berlangsung selama lima hari, 6 sampai 10 September 2017 di sepanjang Anjungan Pantai Losari dengan event item Food, Fashion, Film, Folk Song, Fussion Music, Fiction Writer, Fine Arts, Flora and Fauna. Target pengunjung hingga 1 juta orang, dan target peserta 100 kota dunia.
“Kegiatan ini juga sebagai ajang promosi kepada pihak luar,”kata Ilham.
Menurut Ilham, kegiatan F8 yang dilaksanakan pada 2016 lalu telah menunjukkan pengaruh signifikan terhadap perkembangan kepariwisataan Kota Makassar. Dimana, kegiatan itu telah mengundang perwakilan berbagai kota besar dari negara luar untuk menyaksikan potensi budaya dan ekonomi yang ada di Kota Makassar.
Dengan jumlah pengunjung yang mencapai 300-an ribu orang baik pengunjung yang berasal dari beberapa kota di dalam negeri maupun beberapa kota dan ibukota negara lain di Asia dan Afrika memberikan efek secara multiplier kepada Kota Makassar.
Jika dihitung secara matematika ekonomi, kata Ilham, 300 ribu orang yang berkunjung ke Makassar untuk menyaksikan F8, berarti pengunjung tersebut membelanjakan dananya berkisar Rp 45 miliar sehari. Dan selama empat hari bisa mencapai Rp 180 miliar.
“Dengan asumsi bahwa setiap orang menghabiskan biaya makan minum sehari Rp 150 ribu per hari, dan selama empat hari maka belanja makan minum Rp 45 miliar dikalikan 4 ,bisa mencapai Rp 180 miliar,”kata Ilham.
Belanja atau konsumsi dari pengunjung tersebut belum termasuk belanja atau biaya transportasi, belanja cinderamata dan produk khas lokal lainnya.
Dengan belanja yang bernilai signifikan tersebut, lanjut dia, dinikmati juga oleh para pedagang yang notabene adalah warga kota Makassar. Artinya, perputaran uang yang terjadi melalui belanja pengunjung selama berada di Makassar dirasakan langsung oleh warga Kota Makassar.
Ilham mengemukakan kegiatan tersebut perlu terus dioptimalkan agar dapat membantu peningkatan perekonomian daerah Makassar khususnya di berbagai sektor yang potensial.
Kedepan diharapkan, kegiatan F8 nantinya akan menghadirkan kalangan investor yang lebih banyak lagi ke Makassar, untuk membahas dan memperoleh informasi secara langsung terkait berbagai potensi yang dimiliki Kota Makassar.
“Diharapkan juga ada kerjasama bisnis yang terjadi antara pengusaha asing dengan pengusaha lokal di Makassar atau Sulawesi Selatan,”kata Ilham.
Sekertaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (apindo) Sulawesi Selatan, Yusran Hernald mengemukakan sebaiknya kegiatan F8 mendorong kerjasama bisnis atau kerjasama ekonomi antar daerah baik di dalam negeri maupun dengan berbagai daerah di negara lain.
“Kerjasama bisnis, tentu akan mendorong perekonomian Kota Makassar lebih maju lagi kedepan,”kata Yusran.
Dengan kerjasama bisnis, kata dia, maka pengusaha asing atau investor asing menanamkan modalnya di Kota Makassar. Dan dari kegiatan investasinya tersebut akan membantu Pemerintah Kota Makassar membuka lapangan kerja lebih banyak lagi dan menekan angka pengangguran yang ada saat ini. / indra