BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Solihin Jusuf Kalla resmi memegang amanah sebagai Presiden Direktur Kalla Group, menggantikan Fatimah Kalla yang menjabat sejak tahun 2004. Anak pria satu-satunya dari pasangan HM Jusuf Kalla dan Mufidah Miad Saad ini mulai terjun langsung di Bisnis Kalla Group sejak tahun 2000.
Penunjukan alumnus Jurusan Bisnis Internasional Universitas Duke Amerika Serikat ini, setelah melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sebelumnya ia menjabat Direktur Pengembangan Kalla Group. “Ini adalah amanah keluarga. Tugas saya menjalankan dengan sebaik-baiknya,’” ujarnya.
Sebagai Presiden Direktur Kalla Group yang baru, Solihin sudah memiliki berbagai perencanaan ekspansi bisnis kedepannya. Salah satu yang paling besar yakni di sektor energi terbarukan, meneruskan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso I dan Poso III. Harapannya pada tahun 2022 nanti, sudah bisa memasok listrik sebesar 515 megawatt di Sulawesi, khususnya Sulsel.
“Saat ini Kalla Group sudah memiliki 16 anak perusahaan yang bergerak di berbagai lini bisnis. Mulai dari otomotif, transportasi, logistik, properti, hospitality, konstruksi, agroindustri, energi, hingga manufaktur,” jelas Solihin.
Bidang logistik juga akan mulai diseriusi oleh Kalla Group di bawah kepemimpinan Solihin. Langkah awal dengan mulai membangun warehouse, dan menguatkan armada transporternya.
PT Bumi Jasa Utama yang bergerak dibindang logistik, telah memiliki 3.500 unit transporter. Mereka sudah melayani beberapa grup perusahaan besar di Indonesia, diantaranya PT Pertamina, Bank Mandiri, PT PLN, Antam, Ciputra, Trakindo, Telkom Indonesia, Gojek, Indofood dan lain-lain.
“Selain menjadi dealer utama mobil Toyota di Kawasan Timur Indonesia, kami juga akan menjadi dealer mobil truk merek Mercedes Benz di Makassar. Kita akan ikut menjual Mercedes Benz, tapi khusus jenis mobil truk,” tambah putra satu-satunya dari Wakil Presiden Republik Indonesia ini.
Untuk menguatkan manajemen perusahaan, Kalla Group telah menerapkan sistem manajemen terintegrasi, yakni ERP. Itu akan menggantikan provider Oracle. Dengan sistem ini, diharapkan semua transaksi yang terjadi di dalam perusahaan akan menjadi transparan dan profesional.
Selain itu, tutur Solihin, aplikasi ini dapat digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat, untuk digunakan dalam setiap pengambilan keputusan bisnis. Juga sekaligus mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu, sehingga berdampak pada efisiensi biaya dan waktu./Nur Rachmat