OJK Optimis Sektor Jasa Keuangan di Sulsel dapat Berkontribusi Dukung Program Makan Bergizi Gratis

40
Ilustrasi. Sulsel memiliki berbagai potensi unggulan yang tersebar di 24 kota/kabupaten, salah satunya sektor peternakan (unggas). Penyaluran kredit pada komoditas ini berpotensi mempercepat peningkatan kapasitas produksi peternak, sehingga diyakini dapat berkontribusi mendukung program makan bergizi gratis. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki berbagai potensi unggulan yang tersebar di 24 kota/kabupaten, terutama untuk komoditas pada sektor pertaniaan, perikanan dan peternakan.

Dengan potensi unggulan daerah ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis sektor jasa keuangan  dapat berkontribusi dalam mendukung program makan bergizi gratis, yang secara langsung akan meningkatkan kebutuhan terhadap sektor pertanian, peternakan dan perikanan khususnya pada komoditas pangan utama, seperti padi untuk beras sebagai makanan pokok, sapi potong untuk daging sapi, unggas untuk daging ayam dan telur serta perikanan untuk ikan dan hasil laut lain.

Hal itu disampaikan Kepala OJK Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), Darwisman, Senin (13/01/2025).

Kepala OJK Sulselbar, Darwisman. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

Dengan jumlah siswa SD-SMA di Sulsel 1.896.186 orang (Data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, red), OJK melihat peluang peningkatan produksi pada sektor pertanian, peternakan dan perikanan semakin besar.

Di Sulsel, kontribusi hortikultura pada jenis tanaman sayuran tertinggi yaitu bawang merah (14,4 persen) dan cabai rawit (10,9 persen). Komoditi bawang merah mencatatkan surplus pada neraca ekspor impor, namun belum memiliki daya saing global dengan indeks RSCA -0,64 persen pada 2023. Sementara cabai rawit mencatatkan angka defisit.

“Sulsel merupakan salah satu sentra produksi bawang merah dan cabai rawit nasional dengan ranking 5 pada bawang merah dan 7 pada produksi cabai rawit,” sebut Darwisman.

Komoditas nanas madu juga menjadi potensi di Sulsel, di mana budidaya nanas madu di Desa Jangan-jangan Kabupaten Barru memiliki potensi lahan seluas 3.000 hektare, saat ini telah berjalan proses budidaya pada 150 hektar lahan.

OJK bersama TPAKD Kabuaten Barru terus berupaya mendorong peningkatan budidaya nanas madu oleh petani termasuk peningkatan literasi dan inklusi keuangan. OJK juga telah mengedukasi petani untuk mendukung penyempurnaan ekosistem bisnis.

Baca Juga :   Diklat 70 Jam Pelajaran, Damkarmat Makassar Latih Personel Hadapi Situasi Darurat

Pada sektor perikanan, share perikanan tangkap laut terhadap nasional berada pada posisi ketiga sebesar 5,54 persen. Jenis perikanan tangkap laut terbesar di Sulsel yaitu tongkol, cakalang, tuna dan udang.

“Adapun pada perikanan budidaya, rumput laut merupakan komoditas yang memiliki nilai PDRB sebesar 27,72 persen terhadap nasional dengan 3 jenis perikanan budidaya terbesar yaitu rumput laut, bandeng dan udang,” sebutnya seraya mengatakan, produksi rumput laut terbesar Sulsel berada di Kabupaten Luwu Timur sebesar 633.924 ton.

Penyaluran kredit sub sektor budidaya rumput laut di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2024 mencapai Rp539 miliar. NPL penyaluran kredit di sub sektor budidaya rumput laut sebesar 3,69 persen. Peyaluran tertinggi di Jeneponto sebesar Rp107 miliar (Share 19,97 persen), kemudian di Kota Palopo Rp98 miliar (Share 18,21 persen), dan Kabupaten Luwu Utara Rp70 miliar (Share 13,14 persen).

“Share kredit sub sektor budidaya rumput laut terhadap kredit sektor perikanan sebesar 25,68 persen,” jelasnya.

Pada sektor peternakan, share Sub Sektor Peternakan terhadap sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 6 persen dengan pertumbuhan sebesar 6,49 persen pada 2023. Adapun produksi daging ternak di Sulawesi Selatan didominasi daging ternak sapi dengan share sebesar 63,15 persen.

Penyaluran kredit sektor pertanian dan perkebunan didominasi komoditas padi (46,48 persen) dan pada sektor peternakan didominasi sapi potong (43,38 persen) dan unggas (34,09 persen). Penyaluran kredit yang telah terfokus pada komoditas ini berpotensi mempercepat peningkatan kapasitas produksi petani dan peternak serta mendukung program makan bergizi gratis.

Penyaluran kredit sektor perikanan didominasi komoditas rumput laut (27,12 persen), laut tuna (14,45 persen) dan biota budidaya air payau Lain 11,56 persen.

Baca Juga :   Rudianto Lallo Ziarah ke Makam Raja Gowa - Tallo

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sulsel telah mendorong program pengembangan budidaya pisang cavendish. Peningkatan skala (Scale Up) program pengembangan pisang cavendish memiliki potensi yang dapat terus dikembangkan. Sejak awal program diinisiasi, terlihat adanya peningkatan baik dari sisi sebaran lokasi budidaya, jumlah petani, luas lahan, jumlah offtaker, jumlah IJK dan jumlah realisasi kredit.

Editor : Bali Putra