BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko terjaga. Pada Oktober 2024, pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,92 persen yoy menjadi Rp7.656,90 triliun. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi, sebesar 13,63 persen.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar saat konferensi pers secara daring penyampaian hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK, Jumat (13/12/2024). Di mana, RDKB yang dilaksanakan, 28 November 2024, OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah meningkatnya risiko geopolitik global. Termasuk kinerja perbankan yang tumbuh positif dengan profil risiko terjaga.
“Terkait kredit perbankan, melanjutkan pertumbuhan double digit dengan kredit investasi tumbuh tertinggi. Kemudian diikuti kredit konsumsi 11,01 persen, sedangkan kredit modal kerja 9,25 persen,” katanya.
Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, sebesar 12,64 persen yoy. Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 16,08 persen, sementara kredit UMKM tumbuh 4,76 persen.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat tumbuh 6,74 persen yoy menjadi Rp8.751,16 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh 6,72 persen, 7,43 persen, dan 6,18 persen yoy.
“Likuiditas industri perbankan Oktober 2024 tetap memadai, dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing 113,64 persen dan 25,58 persen, masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen,” katanya.
Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 222,70 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) di level 129,50 persen, mengindikasikan soliditas ketahanan likuditas jangka pendek dan pendanaan jangka panjang industri perbankan ke depan yang solid.
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross 2,20 persen dan NPL net sebesar 0,77 persen. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,94 persen. Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93 persen pada Desember 2019.
Secara umum, tingkat profitabilitas bank (ROA) sebesar 2,73 persen, menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.
Ketahanan perbankan juga tetap kuat tecermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat yaitu sebesar 27,07 persen dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global.
Di sisi lain, porsi produk kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sebesar 0,28 persen, namun terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Per Oktober 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 47,92 persen yoy menjadi Rp21,25 triliun, dengan total jumlah rekening 23,27 juta.
Editor : Bali Putra