Pengusaha Sulsel belum Mampu Penuhi Permintaan Bungkil Sawit “Buyer” Asal India

15
Buyer asal India, Rama Prasad saat hadir pada AMBF x SSIF 2024 di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Rabu (20/11/2024). POTO : BALI PUTRA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sejumlah buyer dan investor asal India hadir pada Anging Mammiri Business Fair (AMBF) x South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2024 yang dilaksanakan di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar selama dua hari, Rabu dan Kamis, 20 dan 21 november 2024. Satu diantara buyer India itu, Rama Prasad yang merupakan konsultan/konstruksi industri dari Perusahaan, Kaizen Internasional.

Rama menyebutkan, pihaknya membutuhkan sedikitnya 1.000 ton palm kernel expeller (PKE) atau bungkil sawit per bulan. Hanya saja, pelaku usaha di Sulsel yang diajak bekerjasama baru siap memenuhi sekitar 300 ton per bulannya.

Rama membangun komunikasi secara intensif dengan pelaku usaha di Sulsel sejak beberapa bulan sebelum pelaksanaan AMBF x SSIF 2024, khususnya berkaitan dengan permintaan bungkil sawit untuk diekspor ke India. Hanya saja, produksi bungkil sawit yang ada di Sulsel, diantaranya di Kabupaten Luwu Timur dan Luwu Utara belum cukup memadai. Sehingga sebagian lagi diambil dari Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.

Ilustrasi, bungkil sawit sebagai pakan ternak. POTO : INTERNET

Dikatakan, kebutuhan bungkil sawit sangat tinggi yang dimanfaatkan untuk pakan ternak. Agar bungkil sawit hasil produksi UMKM Sulsel bisa berskala ekspor, Rama menyarankan pengusaha untuk memiliki kualitas sesuai dengan yang diminta buyer, memahami regulasi yang berlaku apakah produk ini bisa masuk ke negara tujuan (India), mengingat masing-masing negara memiliki regulasi yang berbeda, kemudian mampu menjaga konsistensi hasil produksi, baik secara ketahanan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas.

“Secara umum, produk hasil pertanian Sulsel, termasuk bungkil sawit ini, sangat besar potensinya. Namun, dari permintaan kami 1.000 ton, baru terpenuhi sekitar 300 ton per bulan,” ujar Rama. Ia menyadari, produksi bungkil sawit Sulsel ini tentu juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan industri domestik.

Baca Juga :   Taat K3, Disnaker Sulsel Beri Penghargaan 56 Perusahaan

Seorang pelaku usaha Sulsel yang bekerjasama dengan Kaizen Internasional mengakui, salah satu kendala yang dihadapi selama ini adalah belum adanya jaminan bahwa produksi bisa berkelanjutan. Sehingga, begitu ada permintaan dalam jumlah besar dari buyer, pelaku usaha tidak mampu memenuhi.

Bungkil sawit potensinya sangat besar. Buyer membutuhkannya untuk digunakan sebagai pakan ternak. Begitu juga produk hasil pertanian dan produk kelautan Sulsel, sangat dibutuhkan. Tinggal saat ini pelaku UMKM mampu menemukan buyer yang tepat.

Sementara itu, AMBF x SSIF 2024 sendiri, merupakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan mendorong percepatan perdagangan dan investasi di Sulsel. Digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) bersama Pemprov Sulsel dengan harapan dapat membangun persepsi positif investor dan buyer internasional mengenai iklim investasi dan perdagangan di Sulsel.

Kegiatan ini juga mempertemukan secara langsung UMKM dan pemerintah kabupaten/kota di Sulsel dengan para buyer dan investor dari berbagai negara. Selain dari India, ada juga dari UK, Cina, Jepang, Uni Emirat Arab, Iran, dan Mesir.

Bali Putra