Ini Dia, Tiga Proyek Peluang Investasi Perioritas di Sulsel yang Ditawarkan BKPM pada AMBF x SSIF 2024

23
Direktur Pengembangan Promosi Investasi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Industri/BKPM, Rakhmat Yulianto saat memaparkan materi “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Investasi pada Industri Hilir” ketika menjadi pembicara utama pada AMBF x SSIF 2024 di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Rabu (21/11/2024). pada kesempatan itu, ia memaparkan tiga proyek peluang investasi perioritas di Sulsel. POTO : BALI PUTRA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSARAnging Mammiri Business Fair (AMBF) × South Sulawesi Investment Forum (SSIF) 2024, dua event yang digelar sekaligus di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar selama dua hari, Rabu dan Kamis, 20 dan 21 November 2024, benar-benar dimanfaatkan dengan baik oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Pada event yang mempertemukan langsung para UMKM dan pemerintah daerah dengan buyer dan investor internasional, BPKM memperkenalkan tiga proyek peluang investasi berkelanjutan di Sulawesi Selatan (Sulsel) yang masuk dalam peta peluang investasi proyek perioritas strategis yang siap ditawarkan kepada investor.

Seperti dipaparkan Direktur Pengembangan Promosi Investasi Kementerian Investasi dan Hilirisasi Industri/BKPM, Rakhmat Yulianto, ketiga proyek investasi tersebut yakni proyek Budidaya Rumput Laut yang berlokasi di Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, kemudian proyek tanaman pangan kedelai yang berlokasi di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros dan proyek Daur Ulang Tembaga dengan Elektrolisis yang berlokasi di Kawasan industri Takalar.

Proyek Budidaya Rumput Laut dengan nilai investasi indikatif Rp102,87 miliar. Dalam paparannya, Rakhmat menyebutkan, Indonesia dikaruniai potensi lahan rumput laut terbesar di dunia. Dari banyaknya provinsi yang diberikan kekayaan alam yang melimpah, Sulsel menjadi salah satu rumah rumput laut terbaik Indonesia. Saat ini, rumput laut kering dari Indonesia memiliki share yang besar yakni 71 persen atau 182,5 ribu ton. Sehingga Indonesia mendominasi share ekspor dunia dan berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pangsa pasar global sepenuhnya.

Proyek tanaman pangan kedelai dengan indikatif investasi Rp63,41 miliar. Pengembangan ini dilakukan di lahan seluas 495 hektar, dengan lahan inti seluas 33,5 hektar dan lahan plasma seluas 461,5 hektar.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi kedelai nasional pada 2021 sebesar 200 ribu ton. Sedangkan kebutuhan nasional 271 ribu ton. Dari proyek ini, target produksi mencapai 2.970 ton per tahun dengan kapasitas optimal 3.059 ton per tahun.

Baca Juga :   Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I/2020 Dipengaruhi Penurunan Permintaan Domestik

Sementara proyek Daur Ulang Tembaga dengan Elektrolisis, indikator investasinya Rp3.08 triliun. Proyek ini merupakan Proyek Investasi Daur Ulang Tembaga yang memanfaatkan limbah dan bahan baku skrap tembaga, untuk menghasilkan produk berupa Katoda Tembaga melalui proses pemurnian secara elektrolitik. Kapasitas produksi yang direncanakan 96.000 ton per tahun.

Sebagaimana diketahui, AMBF x SSIF 2024, merupakan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan mendorong percepatan perdagangan dan investasi di Sulsel. Digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) bersama Pemprov Sulsel bersinergi di Sandeq Room, Hotel Claro Makassar, selama dua hari, Rabu dan Kamis, 20 dan 21 November 2024. Kegiatan ini diharapkan dapat membangun persepsi positif investor dan buyer internasional mengenai iklim investasi dan perdagangan di Sulsel.

Kegiatan ini juga mempertemukan secara langsung UMKM dan pemerintah kabupaten/kota di Sulsel dengan para buyer dan investor dari berbagai negara seperti UK, India, Cina, Jepang, Uni Emirat Arab, Iran, dan Mesir.

Bali Putra