// ]]> -->
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) mencatat, di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), terdapat 1.801.842 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dari total jumlah tersebut, baru 50 persen diantaranya yang tersentuh pendanaan dari kredit perbankan. Sebanyak 50 persen atau sekitar 900.921 UMKM lainnya, belum tersentuh.
Dari catatan OJK Sulselbar, kredit UMKM periode September 2024 di Sulsel mengalami pertumbuhan sebesar 5,41 persen dengan rasio Non Performing Loan (NPL) 4,60 persen. Pangsa kredit UMKM mencapai 38,53 persen dari total kredit perbankan dengan jumlah debitur 912.248 rekening.
“Penyaluran kredit baru menjangkau 50 persen dari jumlah UMKM di Sulsel yang tercatat sebanyak 1.801.842 UMKM,” ungkap Kepala OJK Sulselbar, Darwisman saat memaparkan perkembangan sektor jasa keuangan Sulsel pada Journalist Update, Jumat (15/11/2024).
Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh 5,41 persen (yoy) menjadi Rp61,70 triliun dengan share sebesar 38,53 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulsel yakni Rp163,29 triliun.
Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 11,00 persen yoy menjadi Rp34,55 triliun dengan share sebesar 56,00 persen dari total kredit UMKM.
“Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 912.248 debitur dengan tingkat NPL pada level 4,60 persen,” sebut Darwisman.
Penyaluran kredit masih didominasi bank konvensional sebesar Rp149,83 triliun atau 91,76 persen. Sedangkan perbankan syariah baru mengambil porsi sebesar Rp13,46 triliun atau sekitar 8,24 persen.
Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) target pencairan kredit untuk Bank Umum yang beroperasi di Sulsel hingga Desember 2024 mencapai Rp169,12 triliun dengan pertumbuhan 9,70 persen dibandingkan tahun lalu. Sementara berdasarkan outlook OJK 2024, target pertumbuhan kredit diproyeksikan berada dalam rentang 9 – 11 persen.
Bali Putra
