Potensi Besar, OJK Sasar Gen Z Tingkatkan Literasi Keuangan Digital 

21
Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Republik Indonesia, Hasan Fawzi (Jas biru) dan kepala OJK sulselbar, Darwisman (Kiri) usai kegiatan Digination Makassar 2024 di Baru Siamaseang UIM, Jumat (18/10/2024). POTO : BALI PUTRA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR –  Jumlah Generasi Z (Gen Z) atau generasi muda saat ini mencapai 75 juta jiwa atau sekitar 27 persen dari total populasi penduduk Indonesia yang jumlahnya 276,4 juta jiwa. Tentu merupakan potensi dan menjadi modal besar bagi bangsa ini ke depan, terutama di sektor jasa keuangan. Oleh karenanya, OJK pun menjadikan gen Z sebagai target peningkatan literasi, utamanya terkait keuangan digital.

Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Republik Indonesia, Hasan Fawzi menyebutkan, kaum muda merupakan modal besar ke depan. Di mana, mereka yang lahir di zamannya lekat kesehariannya dengan pendekatan teknologi baru yang di dalamnya juga menawarkan layanan dan inovasi di sektor keuangan.

Pemahaman awal yang dilakukan melalui kegiatan Digital Financial and Inovation (Digination) Makassar 2024, tentu akan diingat dan dibawa terus. Sehingga Ketika mereka nantinya menjadi bagian dari masyarakat, paling tidak, mereka bisa menjadi konsumen yang bijak, menjadi inovator yang ikut meramaikan dengan mendorong pertumbuhan industri keuangan digital, bahkan dapat menjadi inovator entrepreneur muda yang menghadirkan kemudahan dan layanan lebih baik dengan pendekatan teknologi.

Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Republik Indonesia, Hasan Fawzi, poto Bersama Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, Rektor UIM, Prof. Muammar Bakry dan pejabat serta civitas akademika UIM pada kegiatan Digination Makassar 2024 di Baruga Siamaseang UIM, Jumat (18/10/2024). POTO : BALI PUTRA

Dari sisi jumlah aset, aset generasi muda diakui belum sebesar jika dibandingkan dengan aset keuangan kelompok berusia lanjut. Namun yang bisa dilihat, durasi investasi keuangan anak muda ini sangat panjang. Dengan modal seadanya, generasi muda sudah berminat menanamkan pola hidup yang baik dengan berinvestasi bukan konsumsi semata.

“Itu jelas menjadi modal yang sangat baik,” jelas Hasan Fawuzi usai mengisi kuliah umum pada kegiatan Digital Financial and Inovation (Digination) Makassar 2024 di Baruga Siamaseang Universitas Islam Makassar (UIM), Jumat (18/10/2024).

Baca Juga :   Pelaku UMKM di Sulsel Tumbuh Signifikan

Generasi muda akan berkembang sejalan dengan peningkatan karir, peningkatan taraf kehidupan yang tentu dari tahun ke tahun aset keuangan mereka akan bertambah dengan sendirinya. Jika pertambahan aset disertai pemahaman dasar yang baik, diharapkan ke depan mereka tidak menemui kesulitan dalam mengalokasikan asetnya ke instrumen, institusi atau ke bidang sesuai profil mereka yang tentunya secara umum legal dan positif.

“Yang kita harapkan adalah, pada saatnya nanti, penambahan dan penumpukan aset berjalan dengan sendirinya. Kalau sekarang dari sisi persentase belum begitu besar, baru diangka belasan persen dari total nilai investasi,” sebutnya.

Di Sulsel sendiri, jumlah generasi muda sekitar 53 persen dari total penduduk Sulsel yang mencapai 9.460.344 jiwa. Sebanyak 28 persen diantaranya generasi milenial dan 25 persen gen Z. Hal itu, selain merupakan potensi besar, juga menjadi tantagan tersendiri, utamanya dalam hal literasi.

Rektor UIM, Prof. Muammar Bakry. POTO : BALI PUTRA

Oleh karenanya, Kepala OJK Sulselbar, Darwisman menyebutkan, bersama seluruh stakeholder, OJK terus melanjutkan kegiatan semacam ini (Digination, red) ke beberapa kabupaten/kota. Di mana di Sulsel terdapat 24 kabupaten/kota yang sesuai hasil survei, tingkat literasi keuangan masyarakat Sulsel saat ini mencapai 65,43 persen dan tingkat inklusi 75.02 persen

OJK menyadari betul, tidak bisa bekerja sendirian dalam hal ini, namun butuh kerja bersama termasuk keterlibatan satu elemen penting yakni civitas akademika.

OJK terus mengdepankan pengaturan dan pengawasan terhadap seluruh jasa keuangan dalam rangka mendorong perlindungan konsumen dan masyarakat yang menggunakan produk dan layanan di sektor jasa keuangan.

Sebagaimana Undang-undang (UU) 21/2011 tentang OJK, yang menandai lahirnya era baru dalam pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan. Di mana, sejak  terbitnya UU dimaksud, OJK mendapat mandat melakukan pengaturan dan pengawasan atas lembaga jasa keuangan di Indonesia. Di mana, hingga akhir 2023, OJK melakukan pengawasan atas tidak kurang 3.200 lembaga jasa keuangan.

Baca Juga :   Sulsel, Daerah dengan Tingkat Inflasi ke-8 Terendah Secara Nasional

Jumlah yang tidak sedikit, yang membutuhkan keterlibatan dan sinergi seluruh stakeholder sehingga OJK dapat memastikan pengawasan dan pengaturan berjalan teratur, transparan dan efisien.

Kewenangan OJK semakin diperkuat dengan kehadiran UU yang relatif baru yaitu UU 4/2023 yang diterbitkan Januari 2024 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK). Di mana, OJK Kembali mendapatkan perluasan mandat, diantaranya melakukan pengaturan dengan pengawasan atas inovasi teknologi sektor keuangan, aset keuangan digital dan aset kripto. Di samping mandat baru lain seperti, derivatif keuangan, dan bursa karbon.

Sementara itu, Digination Makassar 2024 yang fokus pada Digital Financial Literacy, berlangsung di Baruga Siamaseang UIM. Merupakan wujud komitmen OJK untuk terus mendorong dan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi muda, utamanya produk dan layanan keuangan digital yang ditawarkan di sektor jasa keuangan.

Menghadirkan Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Republik Indonesia, Hasan Fawzi dan Kepala OJK Sulselbar, Darwisman. Hadir pula Rektor UIM, Prof. Muammar Bakry, praktisi, akademi dan diikuti ratusan mahasiswa UIM.

“Tentu kami berbahagia dan tersanjung karena OJK memilih UIM sebagai tempat literasi digital. Kami  berharap kegiatan ini menginspirasi mahasiswa dan civitas akademika UIM untuk bisa mengembangkan sektor ekonomi secara digital,” ujar Muammar Bakry.

Menurutnya, ke depan pihaknya akan terus menindaklanjuti kegiatan ini, mengingat UIM memiliki sejumlah program di sektor ekonomi yang dapat digerakkan, salah satunya Pusat Pengembangan Bisnis (P2B) kampus.

“Semoga nantinya bisa melakukan pendampingan secara maksimal pada seluruh mahasiswa dan civitas akademika,” sebutnya.

Bali Putra