// ]]> -->
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Berkarir di perhotelan, bagi Lasta Arimbawa me rupakan sesuatu yang terjadi secara tidak sengaja. Saat berkunjung ke rumah temannya, ia melihat sebuah sobekan koran yang menginformasikan akan dibuka program Strata Satu Pariwisata, di Universitas Udayana Bali.
Ketertarikan akan disiplin ilmu tersebut membuatnya sempat menjalani kuliah di dua jurusan, manajemen keuangan dan pariwisata. Setelah lulus kuliah, diputuskan lah untuk fokus meniti karir di industri pariwisata, dan bekerja di sebuah hotel yang memiliki brand internasional.
Banyak orang yang meniti karir di perhotelan, memilih jalan untuk keluar masuk pekerjaan, dari brand satu ke brand lain. Tapi itu tidak berlaku baku Lasta. Semua hotel tempatnya bekerja masih merupakan bagian dari grup Starwood, brand salah satu operator hotel jaringan internasional.
“Saya sangat senang bekerja di hotel yang operasional perusahaannya dipegang Starwood. Bukan hanya sekedar gaji, tapi ada budaya yang lebih besar nilainya dibandingkan sekedar materi. Kami dididik untuk memiliki jiwa loyalitas tanpa batas,” ujarnya.
Karirnya dimulai dari hotel Sheraton Nusa Dua, dengan posisi sebagai Bellboy. Setahun di posisi itu, kemudian menjadi Resepsionist, Supervisor, dan Duty Manager. Semua dijalani di Bali.
Setelahnya dipindahkan ke hotel Le Meredien Jakarta sebagai Asisten General Manager. Dari sana kembali ke Bali, sempat bertugas di dua hotel group Starwood, Sheraton Kuta dan Hotel Westin Ubud. Awalnya sebagai Hotel Manager, setahun berikutnya dipromosikan sebagai General Manager. Akhirnya Lasta pun ditugaskan ke Hotel Four Point by Sheraton Makassar.
“Dalam perjalanan karir, saya juga sempat ditugaskan membantu operasional hotel milik Starwood di luar negeri, diantaranya Hongkong, Bangkok dan Tiongkok. Juga sempat menimba ilmu di Australia dan Singapura,” tambahnya.
Meniti karir di grup chain Starwood yang sekarang menjadi Marriott selama 20 tahun lebih. Dari pengalaman di beberapa daerah,Makassar merupakan kota yang memberikan hal-hal yang sangat memperkaya pengalaman.
Saat ditugaskan ke Four Points by Sheraton Makassar, diakui Lasta, belum sepenuhnya mengetahui kultur dan budaya, serta potensi pasar perhotelan di kota ini. Pada saat datang ke Makassar, imej negatif yang selama ini diketahui, ternyata tidak sepenuhnya benar. /Nur rachmat
