BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Pekan Olahraga Perbankan (PORBank Plus) yang merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Badan Musyawarah Perbankan (BMPD) Sulsel dalam rangka menjaga tali silahturahmi, kekompakan, one big family sekaligus ajang penyaluran hobi serta mendukung semangat work life balance, mempertandingkan sembilan cabang olahraga dimulai hari ini, Sabtu (03/08/2024). Dalam dua pekan ke depan, para atlet dari masing-masing lembaga, akan bertanding di cabang olaharaga bulu tangkis, tenis meja, basket 3 on 3, e-sport, domino, hitung uang, biliar dan tenis lapangan eksektif.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (KPwBI Sulsel), Rizki Ernandi Wimanda menyebutkan, PORBank Plus bukan hanya tentang siapa yang menang atau kalah, namun ini merupakan ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarsesama insan perbankan dan seluruh pelaku di industri jasa keuangan di Sulsel.
“Kita semua adalah satu tim besar, satu keluarga besar di BMPD dan FKIJK Sulsel,” sebut Rizki.
Dikatakan, PORBank Plus sendiri, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Badan Musyawarah Perbankan (BMPD) Sulsel dalam rangka menjaga tali silahturahmi, kekompakan, one big family sekaligus ajang penyaluran hobi serta mendukung semangat work life balance. Tahun ini ada yang berbeda, di mana baru pertama kalinya, rangkaian PORBank Plus BMPD digabung dengan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Sulsel. Selain itu, LPS juga ikut bergabung dalam event rutin tersebut.
PORBank Plus 2024 mengambil tema “Sehat Merdeka Tanpa Judi Online”. Tema ini relevan karena, bukan sekadar perayaan dan ajang kompetisi, tetapi juga upaya semua pihak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan suatu isu yang sedang marak saat ini.
“Melalui PORBank Plus, kita dapat menyadari lagi bahwa olahraga adalah alternatif terbaik untuk menghindari pengaruh buruk judol dan pinjol. Sebagaimana slogan “Mens sana in corpore sano”, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Dengan olahraga, kita bisa menyalurkan energi dan semangat kita ke arah positif,” ujar Rizki.
Ia menambahkan, sebagai lembaga pelayanan publik, punya tanggung jawab untuk mengingatkan keluarga, karyawan, masyarakat bahwa tidak ada yang menang dengan judol, karena pasti diatur penyelenggara. ” Untuk itu, insan sektor keuangan Sulsel harus sehat merdeka tanpa judol,” tambahnya.
Perputaran dana dan jumlah transaksi judi online (judol) belakangan ini sudah pada tahap mengkhawatirkan. Judol ini juga memiliki efek lanjutan, salah satunya meningkatnya pinjaman online ilegal. Oleh karena itu, Penyedia Jasa Pembayara (PJP) di Sulsel, harus berperan lebih jauh dalam memberantas judol, diantaranya memblokir rekening atau kanal yang mencurigakan serta mengedukasi langsung masyarakat.
Judol kata Rizki, juga memiliki efek lanjutan, salah satunya meningkatnya pinjaman online (pinjol) illegal. Banyak pelaku judol memanfaatkan pinjol untuk mendanai aktivitas perjudian sehingga akan memperparah situasi. “Oleh karena itu, para PJP di Sulsel, mari berperan lebih jauh dalam memberantas judol, misalnya memblokir rekening atau kanal yang mencurigakan serta mengedukasi langsung masyarakat,” ajaknya.
Editor : Bali Putra