Sebagai “Shock Absorber”, APBN 2024 Terus Dioptimalkan Dukung Kebijakan “Countercyclical” di Tengah Ketidakpastian Global

183
Kepala Kanwil DJPb Sulsel, Supendi. POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar konferensi pers untuk merilis kinerja APBN regional Sulsel periode hingga 31 Mei 2024, Jumat (28/06/2024). Pada kegiatan yang dilaksanakan di GKN Makassar via Live Youtube s.id/APBNSulsel2024, disebutkan bahwa APBN 2024 sebagai “Shock Absorber” terus dioptimalkan untuk mendukung kebijakan “Countercyclical” di tengah ketidakpastian global.

Menghadirkan 4 narasumber yakni Kepala Kanwil DJPb Sulsel, Supendi, Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP Sulselbartra, Soebagio, Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Sulbagsel, Nazwar dan Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Hukum dan Informasi Kanwil DJKN Sulseltrabar, Nandang Supriyadi.

Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar konferensi pers untuk merilis kinerja APBN regional Sulsel periode hingga 31 Mei 2024, Jumat (28/06/2024). POTO : ISTIMEWA

Dalam paparannya, Kepala Kanwil DJPb Sulsel, Supendi menyebutkan, ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian. Geopolitik masih menjadi faktor risiko terbesar seperti meningkatnya konflik dan friksi antarnegara (perang di Ukraina, krisis Timur Tengah dan friksi AS – Tiongkok), maraknya kebijakan industri global, peningkatan jumlah sanksi dan restriksi dagang, serta melemahnya peran institusi global.

Pada regional Sulawesi Selatan, ekonomi dinyatakan tumbuh sebesar 4,82% (yoy). Sedangkan tingkat inflasi pada April 2024 masih terkendali sebesar 2,42% (yoy) atau masih berada pada rentang sasaran 3%+1. Tingkat inflasi month-to-month (m to m) sebesar 0,10% dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 1,10% serta Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 106,12.

Dari sisi ekspor – impor, Supendi menyebutkan, tren harga minyak meningkat akibat tingginya permintaan dan ekspektasi pasar terhadap pasokan yang lebih ketat. Di sisi lain, El-Nino memberi dampak gangguan pada proses panen komoditas pangan.

“Kinerja ekspor dan kontraksi impor menopang neraca perdagangan yang melanjutkan tren surplus sepanjang 49 bulan terakhir,” ujarnya.

Baca Juga :   Perkuat Kemampuan Bahasa Inggris Mahasiswa, Prodi Perpajakan Poltek Bosowa Gelar Pelatihan

Ia menambahkan, neraca perdagangan Mei 2024, surplus sebesar 69,19 juta US$. Nilai ekspor tercatat 177,12 juta US$, terkontraksi -2,03% (yoy), sementara nilai impor tercatat 107,93 juta US$, meningkat 75,07% (yoy).

Terkait kinerja APBN, Supendi menyebutkan, hingga 31 Mei 2024 pendapatan APBN Sulsel mencapai Rp6,53 triliun atau 39,04% dari target. Angka ini meningkat 5,65% (yoy). Sedangkan belanja APBN Sulsel mencapai Rp20,95 triliun atau 38,21% dari pagu, meningkat 14,12% (yoy).

“Pertumbuhan Belanja dan APBN Sulsel tetap solid dalam menjaga pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat berlanjut,” sebutnya.

Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP Sulselbartra, Soebagio. POTO : ISTIMEWA

Sementara itu, Kepala Bidang Data dan Pengawasan Potensi Perpajakan Kanwil DJP Sulselbartra, Soebagio menyebutkan, kinerja penerimaan pajak hingga 31 Mei 2024 mencapai Rp5,09 triliun atau 36,70% dari target 2024 Rp13,89 triliun, meningkat 1,01% (yoy). Mayoritas jenis pajak utama, tumbuh negatif disebabkan aktivitas ekonomi yang melambat pada sektor konstruksi dan pertambangan, serta turunnya beberapa komoditas seperti nikel dan kelapa sawit.

Terkait penyampaian SPT Tahunan, kata Soebagio, sebanyak 500.450 wajib pajak (WP) telah melaporkan SPT tahunan pada 2024, meningkat 7,53% dibanding tahun sebelumnya. Terdiri dari 461.333 SPT Tahunan orang pribadi dan 39.117 SPT Tahunan badan.

Editor : Bali Putra