Dongkrak Industri Kreatif Capai Rp1.000 T

368
Salah satu usaha yang memproduksi cemilan dan kue khas Sulawesi Selatan, menjual produknya di pameran beberapa waktu lalu.

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Produk domestik bruto atau PDB bidang ekonomi kreatif ditargetkan naik menjadi lebih dari Rp1.000 triliun pada tahun ini, beragam kegiatan digelar untuk mendukung pertumbuhan ekosistem ekonomi kreatif di Tanah Air.

Kontribusi ekonomi kreatif (Ekraf) mengalami kenaikan pada 2016 menjadi Rp922,58 triliun dari Rp852,56 triliun pada tahun sebelumnya. Hal ini membuat kontribusi Ekraf terhadap PDB naik dari 7,38% menjadi 7,44%. Ekraf diyakini terus tumbuh dan berkembang di Indonesia dan tahun ini ditarget kontribusi mencapai lebih dari Rp1.000 triliun.

Selama tiga tahun keberadaan Bekraf, berbagai kegiatan telah dilakukan. Tahun ini kegiatan yang mendukung pengembangan ekosistem ekraf telah disusun dan mulai dilaksanakan, diantaranya Coding Mum, Bekraf Animation Conference (Beacon), Bekraf Creative Labs, Innovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON), Creative Training and Education (Create), Bekraf Festival, dan Orbit.

“Gagasan kreatif tak akan pernah habis sehingga diharapkan dapat menggantikan sumber daya alam (SDA) menjadi tulang punggung perekonomian nasional” ungkap Kepala Bekraf Triawan Munaf dalam keterangan tertulisnya, belum lama ini.

Kegiatan Bekraf Developer Day dan Bekraf for Pre-Startup juga kembali digelar dengan menyasar sejumlah kota di Indonesia. Pendampingan ke pelaku ekonomi kreatif melalui inkubator bisnis terus dilakukan. Upaya pengembangan ekraf tak hanya menyasar perseorangan dan komunitas tapi juga wilayah melalui kota kreatif dan desa kreatif. Berbagai ruang kreatif juga difasilitasi untuk dibuka.

Kemudahan akses permodalan pelaku ekraf diberikan melalui Dana Ekonomi Kreatif (Dekraf), Kredit Usaha Rakyat Ekonomi Kreatif (Kurekraf), IP Financing, optimalisasi crowdfunding, hingga mengadakan forum bagi investor dan filantropi ekraf./Mohamad Rusman

Baca Juga :   Untuk tingkatkan daya saing Pelaku Industri di KTI Butuh Insentif