BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Berkunjung ke Jogjakarta, belum lengkap kalau tidak ke Goa Pindul. Gua ini membentang panjang sekitar 350 meter, dengan suguhan lukisan ornamen di setiap dindingnya. Pertamina Marketing Operation Regional (VII) beberapa waktu lalu mengajak mitra jurnalis se-Sulawesi, dalam rangkaian Media Gathering Saribattang 2018.
Gua Pindul, merupakan salah satu destinasi wisata yang sedang hits, yang berada di desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Di dalamnya terdapat aliran sungai bawah tanah, memanjang dari mulut gua hingga ke ekornya. Mulai dibuka sebagai tempat wisata sejak 10 Oktober 2010.
Goa Pindul cukup berbeda dengan yang lain. Disini, wisatawan bukan hanya menyaksikan keeksotisan gua, tapi juga kilauan air, dipadu cantiknya hiasan batu kristal serta batu moonmilk. Sebuah warisan alam murni dengan keindahan lukisan abstrak, membuat setiap yang datang takjub.
Untuk dapat menyusuri keindahan Goa Pindul, wisatawan menggunakan ban karet, atau dikenal dengan istilah cavetubing, kegiatan menyusuri sungai dengan menggunakan ban karet. Bagi yang tidak dapat berenang jangan takut, semua pengunjung diharuskan menggunakan pelampung.
Anda tak perlu risau, karena aliran sungai di Goa Pindul tergolong tenang, sehingga aman untuk dijelajahi. Makanya kegiatan cavetubing dapat dilakukan oleh berbagai usia, mulai dari anak – anak hingga dewasa.
Goa Pindul memiliki tiga bagian, pertama zona terang. Pada bagian ini terkesan terang, sehingga wisatawan dapat menyaksikan keindahan gua secara langsung dengan mata telanjang. Sedangkan yang kedua adalah zona remang, disini cahaya yang masuk hanya sedikit, dibantu oleh pantulan air bening pada dinding – dinding gua, membuat cahaya remang ini terasa menakjubkan.
Terakhir zona gelap, untuk menyusurinya harus menggunakan alat bantu penerangan. Untuk menyusuri ketiga zona tersebut, diperlukan jarak tempuh sekitar 45 menit. Penelusuran ini akan berakhir pada sebuah dam yang ada di kawasan gua./Nur Rachmat