BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Transaksi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) mengalami pertumbuhan signifikan pada triwulan I – 2024. Sepanjang tahun ini, nilai transaksi QRIS mencapai Rp1,1 triliun atau mengalami pertumbuhan 156% secara tahunan (yoy) dengan volume transaksi 8 juta kali atau tumbuh 116% (yoy).
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BI Sulsel, Riki Ernadi Wimanda disela-sela acara penutupan Pekan Ekonomi Syariah (PESyar), Senin (01/04/2024).
QRIS disebut mengalami pertumbuhan paling signifikan dibandingkan instrumen sistem pembayaran lain, seperti kartu kredit, kartu ATM/kartu debit dan uang elektronik.
“Peningkatan ini (transaksi QRIS, red) merupakan dampak dari perkembangan di sisi supply dan demand QRIS,” ujarnya.
Per 15 Maret 2024, jumlah merchant QRIS di Sulsel mencapai 958.897 merchant sedangkan jumlah pengguna mencapai 1.096.234 orang. Tahun ini, BI Sulsel berupaya memperluas transaksi QRIS melalui kerja sama dengan Pemerintah Daerah pada sektor pariwisata serta efisiensi pembayaran Person-to-Government (P2G), khususnya transaksi pajak dan retribusi daerah di bawah Rp10 juta (sesuai batas transaksi QRIS).
BI Sulsel meyakini transaksi QRIS terus meningkat seiring beberapa kebijakan dan inovasi Bank Indonesia seperti pembebasan MDR bagi usaha mikro untuk nominal transaksi di bawah Rp100 ribu, penambahan fitur QRIS TUNTAS (Tarik Tunai, Transfer dan Setor Tunai), serta perluasan QRIS Cross-Border yang sekarang sudah terwujud di Thailand, Malaysia dan Singapura.
Untuk mendorong akselerasi QRIS sepanjang Ramadan, BI Sulsel bekerja sama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) di Sulsel, melalui berbagai festival Ramadan, seperti Pesta Kuliner RRI, Pasar Ramadan Mappanyuki, Pasar Ramadan Mulo dan lainnya.
Sementara itu, untuk transaksi penggunaan Kartu Kredit, mencapai Rp837 miliar atau meningkat sebesar 39% (yoy). Peningkatan penggunaan Kartu Kredit juga terlihat dari sisi volume sebesar 14% (yoy) menjadi lebih dari 329 ribu kali transaksi.
“Peningkatan ini sejalan dengan jumlah kartu kredit di Sulsel yang tumbuh 1,21% (yoy) menjadi 373 ribu keping,” sebutnya seraya menambahkan, peningkatan ini juga dampak beberapa kebijakan Bank Indonesia (BI) seperti minimum payment 5% dan nilai denda keterlambatan pembayaran maksimal 1%.
Di sisi lain, jumlah kartu ATM/Debit mencapai 9,4 juta unit atau meningkat 16% (yoy). Namun, nominal dan volume transaksi Kartu ATM/D tahun 2024 masing-masing terkontraksi sebesar 10% yoy menjadi Rp37,4 triliun dan 5% yoy menjadi 31,3 juta kali. Dilihat berdasarkan jenis transaksinya, mayoritas Kartu ATM/D digunakan untuk transaksi transfer interbank dan tarik tunai.
Sementara nominal dan volume transaksi uang elektronik tumbuh positif dibandingkan periode yang sama 2023. Nominal transaksi uang elektronik meningkat 15,7% yoy atau mencapai Rp1,3 triliun. Dari sisi volume transaksi, jumlah transaksi selama 2024 mencapai 14 juta kali transaksi.
Editor : Bali Putra