Di 2023, APBN Sulsel Defisit Rp37,89 Triliun

263
Konferensi pers yang digelar Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan di GKN Makassar, Selasa (30/01/2024). POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Pendapatan Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga 31 Desember 2023 mencapai Rp17,04 triliun. Sedangkan Belanja Negara mencapai Rp54,53 triliun. Sehingga APBN Sulsel mengalami defisit Rp37,89 triliun.

Hal itu diungkapkan Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulsel, Supendi saat konferensi pers yang digelar Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa (30/01/2024).

Konferensi pers berlangsung di GKN Makassar, juga menghadirkan Kepala Bidang PPA II, Kanwil DJPb Prov. Sulsel, Wahyu Harmono, Kepala Bidang DP3, Kanwil DJP Sulselbartra, Soebagio, Kepala Seksi Penerimaan dan Pengelolaan Data, Kanwil DJBC Sulbagsel, Stefanus Palinggi dan Kepala Seksi Informasi, Kanwil DJKN Sulseltrabar, Bertua.

Sepanjang 2023, beberapa kondisi menjadi perhatian seperti disrupsi rantai pasok, volatilias sektor keuangan dengan suku bunga tinggi, serta pergeseran kekuatan global yang memicu fregmentasi geo-ekonomi.

Selain kondisi global, kondisi cuaca kemarau panjang di hampir seluruh wilayah Sulsel juga turut memengaruhi kondisi ekonomi regional.

“Secara keseluruhan kondisi ekonomi nasional cukup baik dilihat dari terjaganya tingkat kepercayaan investor juga realisasi pendapatan pajak dan defisit APBN tahun 2023,” ujarnya.

Pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh sebesar 4,94% (yoy). Adapun laju inflasi Desember 2023, 2,61% (yoy). Nilai tukar rupiah secara average pada 2023 tercatat Rp15.416 atau terdepresiasi sebesar 2,6%.

Pada regional Sulawesi Selatan secara umum indikator perkembangan ekonomi masih sama dengan realisasi bulan sebelumnya karena masih menunggu hasil penghitungan tahunan yang akan disampaikan Februari 2024.

Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) (Makassar, Palopo, Parepare, Watampone dan Bulukumba), infflasi di Sulsel 2,79% (yoy) atau sedikit lebih rendah dibanding inflasi nasional. Komoditas utama penyumbang inflasi antara lain beras, cabai rawit, angkutan udara, rokok kretek/filter, dan emas/perhiasan.

Baca Juga :   Laksanakan Arahan Pemerintah, PLN Fokus pada Program Uji Coba Kompor Listrik

Editor : Bali Putra