Jaga Inflasi Tetap Terkendali, Pemprov Sulsel Lanjutkan Langkah Intervensi

176
Pj Sekda Sulsel Arsjad, saat mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi secara virtual dari Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (03/01/2024). POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Menjaga inflasi tetap terkendali, Pemerintah Provinsi Sulsel menyiapkan sejumlah langkah intervensi. Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, mengungkapkan, tahun ini sejumlah program intervensi dilanjutkan. Diantaranya, gerakan pangan murah, juga operasi pasar dan stabilisasi pasokan dan harga pangan.

“Kami juga tentu tetap memantau rutin  harga-harga terutama komoditi bahan pokok strategis. Setiap hari, enumerator mencatat melalui panel harga di beberapa pasar tradisional yang menjadi sampling di 24 kabupaten/kota, sehingga pergerakan harga terus terpantau,” kata Arsjad, usai Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi secara virtual dari Baruga Lounge, Kantor Gubernur Sulsel, Rabu (03/01/2024).

Secara garis besar, kata Arsjad, program pengendalian inflasi tetap dalam konteks upaya menjaga ketersediaan dan pasokan serta memastikan kelancaran distribusi. Termasuk keterjangkauan harga dan komunikasi efektif dengan semua elemen tetap didorong dan dioptimalkan di 2024.

“Kami yakin dengan neraca pangan yang ada, ketersediaan pangan di Sulsel cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat dalam beberapa bulan ke depan,” imbuhnya.

Diketahui, momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru), serta masa libur sekolah berkontribusi terhadap kenaikan inflasi di Sulsel. Meski begitu, Arsjad mengaku pergerakan inflasi di Sulsel hanya meningkat tipis.

Menjaga inflasi tetap terkendali, Pemerintah Provinsi Sulsel menyiapkan sejumlah langkah intervensi tahun ini. Termasuk melanjutkan sejumlah program yang sudah berjalan baik di 2023. POTO : ISTIMEWA

“Kondisi pergerakan inflasi mengalami peningkatan tipis di Sulawesi Selatan ini dari 2,79 (persen) meningkat tipis jadi 2,81 (persen),” ucapnya.

Peningkatan ini, disebabkan tingginya permintaan masyarakat untuk bahan pokok dan berdampak pula pada sektor transportasi saat momentum Nataru dan liburan sekolah.

Beberapa komoditi yang menjadi penyumbang inflasi di Sulsel, paling besar beras dengan andil inflasi mencapai 0,822 persen, kemudian cabai rawit 0,353 persen.

“Ini tentu harus menjadi perhatian untuk tetap mengoptimalkan kerja Tim Pengendali Inflasi Daerah,” pungkasnya.

Baca Juga :   PERINGATI HARI PELANGGAN, BNI TAMPILKAN LAYANAN DIGITAL TERBARU

*/Editor : Bali Putra