BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Surplus neraca perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) terus berlanjut hingga bulan ke-45 mencapai 80,57 juta USD. Terdapat penurunan pada kinerja ekspor hingga September 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar -18,88%, sehingga mencapai 1,68 miliar USD.
Kepala Seksi Penerimaan dan Pengelolaan Data, Bidang Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Sulbagsel, Stefanus Palinggi pada konferensi pers rilis kinerja APBN Regional Sulsel di Gedung Keuangan Negara, Jumat (27/10/2023) menyebutkan, sama seperti periode bulan lalu, komoditas Nickle Matte, Hasil Laut, Ferro-Nickle, Semen dan Pakan Ternak masih menjadi penyumbang terbesar untuk Ekspor. Di mana, negara tujuan ekspor Jepang, Cina, USA, Australia dan Malaysia.
“Ekspor Nickel (nickel matte) didominasi tujuan ke Jepang yang diproduksi Vale Indonesia,” ujarnya.
Kinerja impor juga menurun menjadi 82 juta USD, turun sebesar 13,93% jika dibandingkan 2022. Perlambatan kinerja devisa ekspor TA 2023 akibat harga-harga komoditas utama Indonesia seperti minyak sawit mentah (CPO) yang sempat tinggi tahun lalu menunjukkan penurunan harga yang berdampak pada nilai ekspor.
Impor Gandum utamanya berasal dari Australia yang diimpor Eastern Pearl Flour Mills. Komoditi batubara jenis semi kokas (semi-coke of coal) yang mengandung karbon tinggi dilimpor perusahaan pengolahan nikel, yang digunakan untuk proses produksi.
Dari sisi Impor, komoditas penyumbang terbesar adalah BBM, Gandum, Mesin dan Sparepart, Bahan Pakan Ternak dan Gula dengan negara impor dari Cina, Singapura, Australia, Thailand, dan Argentina.
Editor : Bali Putra