BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Penerimaan Kepabeanan & Cukai Sulawesi Selatan hingga 31 Agustus 2023 mencapai Rp229,35 miliar atau 73,37% dari target penerimaan tahun 2023. Peningkatan penerimaan bea dan cukai dipengaruhi kebijakan penyesuaian tarif CHT dan peningkatan produksi kakao ekspor, kontribusi Palm Kernel Shell serta realisasi impor gula.
Hal itu terungkap dalam konferensi pers Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan di Hotel Claro Makassar, Rabu (27/09/2023). Konferensi pers untuk merilis kinerja APBN regional Sulawesi Selatan periode hingga 31 Agustus 2023, juga digelar online via Live youtube s.id/APBNSulsel2023.
Dalam Konferensi pers menghadirkan Kepala Perwakilan Kemenkeu Sulsel/Kepala Kanwil DJPb Provinsi Sulsel, Supendi, Kepala Kanwil DJP Sulselbartra, Arridel Mindra, Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Kanwil DJBC Sulbagsel, Eva Arifah Aliyah dan Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Hukum dan Informasi, Kanwil DJKN Sulseltrabar, Sudirman disebutkan, penerimaan cukai mencapai Rp72,35 miliar yang dipengaruhi adanya penyesuaian tarif CHT sebesar 10% dan MMEA pada Agustus 2023 yang mengalami pertumbuhan sebesar 52,27% (YoY).
Selain itu, munculnya dua entitas baru pada Sentra Industri Hasil Tembakau Soppeng memberikan harapan positif untuk pertumbuhan penerimaan cukai HT.
Bea Masuk masih mencatat realisasi cukup tinggi sejak periode bulan lalu, yang saat ini mencapai Rp133,98 miliar. Komoditi raw sugar menyumbang hingga Rp14,68 miliar pada Agustus 2023, sedangkan kontribusi raw sugar mencapai 85,6% dari total penerimaan Agustus 2023 saja.
Bahan penolong industri pertambangan dan ubin adalah komoditi lain yang berkontribusi di Agustus 2023. Optimalisasi Audit Kepabeanan dan Cukai, hingga Agustus 2023 menyumbang Rp8,28 miliar. (*)
Editor : Bali Putra