Di Hadapan Mahasiswa, GM PLN UID Sulselrabar Paparkan Transisi Energi dan Penggunaan Energi Bersih

363

 

BISNISSULAWESI.COM, KENDARI – PT PLN (Persero) berkomitmen mempercepat transisi energi Indonesia dengan meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). Dua potensi besar EBT yang saat ini tengah digarap PLN adalah pembangkit listrik berbasis panas bumi (geothermal), angin (bayu) dan air (hydro) yang punya potensi besar untuk menggantikan pembangkit berbasis batu bara khususnya di provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.

Pemerintah telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Hal tersebut telah terimplementasi dalam program transformasi PLN dimana _Green_ menjadi semangat untuk menghadirkan energi ramah lingkungan.

Dalam acara National Energy Conference 2023 di Kendari (14/9), General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin memaparkan strategi PLN dalam percepatan transisi energi. “Dalam hal ini sumber daya EBT Indonesia yang melimpah perlu segera dimaksimalkan pemanfaatannya untuk pengadaan energi bersih. PLN telah bertransformasi untuk tidak bussines as usual agar dapat membantu menekan emisi gas karbon sehingga tercapai target NZE tahun 2060,” ujar Andy.

POTO : ISTIMEWA

Andy menambahkan, selain melalui program transformasi yang sudah dicanangkan, PLN juga menginisiasi delapan program untuk percepatan transisi energi diantaranya, _early retirement_ Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), implementasi _cofiring_ dan pengembangan biomasa, _cofiring_ hidrogen dan amoniak, penerapan teknologi CCUS _(Carbon Capture Utilized and Storage)_, membangun lebih banyak pembangkit EBT, _roll out smart grid_, layanan sertifikasi _Renewable Energy Certificate (_REC_), pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik.

Andy mencatat, per Agustus 2023 bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sistem Kelistrikan Sulawesi bagian Selatan (Sulbagsel) sebesar 45,78% di atas dari rata-rata target nasional di tahun 2025 yaitu 23%.

Baca Juga :   Benahi Kawasan Wisata Bulukumba, Pemprov Sulsel Alokasikan Rp 23 Miliar

Tidak hanya itu Andy merinci, PLN di Regional Sulawesi sendiri juga sudah menerapkan beberapa program transisi energi, diantaranya _Smart Grid_ di dua subsistem yaitu Selayar dan Tahuna, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 27 lokasi tersebar, serta layanan sertifikasi _REC_ di wilayah kerja PLN UID Sulselrabar yang mencapai 19.927 unit.

Lebih lanjut, kata Andy semakin terwujudnya program transisi energi dan ekosistem kendaraan listrik nantinya akan mendukung ketahanan energi nasional. Karena akan mengubah ketergantungan konsumsi masyarakat dari energi fosil berbasis impor ke energi listrik domestik.

“Ini bukan sekedar kita beralih ke energi masa depan yang bersih dan ramah lingkungan, yaitu listrik. Ini sekaligus _shifting_ energi fosil yang berbasis impor ke listrik domestik yang ramah lingkungan,” pungkas Andy. (*)