BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Pada saat ini, konektivitas sudah menjadi hal yang sangat penting bagi masyarakat. Kebutuhan masyarakat untuk terus berhubungan dengan teman, keluarga, dan juga rekan kerja terus berkembang. Di era jaman now sepertinya orang merasa lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan smartphone.
Dengan adanya smartphone yang selalu hadir di genggaman, semua aktivitas orang hampir semuanya dilakukan melalui smartphone. Ini lah yang akhirnya membuka peluang bisnis tersendiri di kalangan masyarakat. Pelaku bisnis online melalui aplikasi mobile, atau lebih dikenal dengan istilah startup terus bertambah, seiring dengan bertambahnya pengguna smatrphone.
Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan startup lah yang menghiasi iklan-iklan media massa, seperti traveloka, gojek, grabcar, tokopedia, bukalapak dan lain-lain. Mereka yang 3-5 tahun lalu masih berupa perusahaan kecil, dikembangkan oleh anak-anak muda, kini dengan kapitalisasi asset yang meningkat puluhan hingga ratusan miliar rupiah.
Kehadiran pelaku usaha startup yang telah sukses seperti gojek, grabcar dan bukalapak, berhasil mendorong semangat kewirausahan dan etos bekerja bagi masyarakat lapis menengah. Kehadirannya dinilai banyak kalangan mampu mengatasi masalah sosial seperti pengangguran di daerah. Maka lahir lah pengusaha-pengusaha baru di daerah, termasuk di Kota Makassar.
C0 Founder PT Nongki Teknologi Indonesia, Indra Avisenna Pulubuhu mengatakan, sebagai perusahaan pengembang startup Nongki, peluangnya di Makassar masih sangat besar. Itu karena belum terlalu banyak pemain di bisnis tersebut. Tapi di luar potensi itu, ada juga kendala yang dihadapi. Dari sisi investor lokal, yang mungkin belum melihat peluang potensial besar untuk berkembang. Investor nasional pun sebagian besar masih fokus berinvestasi di startup pulau Jawa.
“Namun itu tidak menutup pintu dari startup lokal untuk berkembang. Karena tantangannya adalah bagaimana produk Startup bisa diterima di masyarakat, dan bisa memberikan sosial impact ke masyarakat,” ungkapnya.
Di tengah tantangan bisnis tersebut, Indra berani mengembangkan aplikasi nongki. Itu karena potensi target user dan mitra masih sangat besar. Tinggal bagaimana pihaknya mensosialisasikan produk Nongki, sehingga bisa terpakai untuk mitra kerja, dalam hal ini adalah merchant dan user.
Aplikasi nongki hadir menjadi salah satu cara yang menyenangkan untuk menemukan tempat nongkrong, anak muda jaman now lebih akrab dengan istilah nongki.
Darimana sumber income nongki? Menurut Indra berasal dari merchant premium dan Nongki Ads (Push Notif, Recomendation Page, News and Event, Timeline Ads, dan nanti nya POS). Khusus merchant premium dapat menggunakan Nongki sebagai Platform media advertisement, sosial media promotion, loyalty program dan customer insight.
Saat ini nongki sedang melakukan promo Subscribe Fee mulai dari Rp 250.000/6 bulan. Merchant premium sudah mendapatkan akun dashboard untuk mengelola halaman merchant nya secara eksklusif, dan mendapatkan customer insight report setiap bulannya dari nongki. Jadi mitra mempunyai akses untuk pengelolaan halaman merchant nya di aplikasi Nongki.
Selain nongki, salah satu startup yang juga diperhitungkan eksistensinya di Kota Makassar adalah mall sampah, yang telah berhasil mendapatkan award untuk skala ASEAN. Menurut founder-nya, Adi saifullah putra, startup-nya dikelola oleh sebuah berusahaan bernama PT Mall Sampah Indonesia. Saat ini sudah bekerjasama dengan insvetor asal Singapura.
Mallsampah adalah layanan pengelola sampah online untuk rumah tangga dan kantor. Kini semua orang dapat menjual dan mengelola sampah dengan cepat, mudah dan gratis. Seluruh sampah yang dikelola melalui mallsampah, akan didaur ulang kembali menjadi produk baru atau material lain, yang dapat digunakan kembali.
“Mallsampah menghubungkan masyarakat dengan pengepul dan pemulung terdekat secara online, sehingga lebih mudah dalam menjual dan mengelola sampah. Kami bermitra dengan pengepul dan pemulung terpercaya, mereka telah berpengelaman dalam bidang tersebut sejak bertahun-tahun,”jelas Adi.
Diungkapkan sang founder, pada dasarnya mallsampah layanan dasarnya gratis, semua orang bisa akses dan jual sampah secara gratis. Tapi mereka punya layanan berbayar, yakni zero waste office dan home. Untuk saat ini pihaknya belum memberlakukan monetize. Rencananya baru akan memulai tahap revenue di akhir tahun 2018, dan baru efektif 2019.
Sementara itu, srartup TarraSmart, aplikasi radio dan televise online berbasis web dan android, mengaku model bisnisnya dengan membidik pengiklan, menyediakan jasa untuk stasiun radio untuk mendapatkan banyak pendengar. Tarrasmart didirikan tiga mahasiswa Stimik Dipanegara, Cristianto Rian, Mohammad Taufik dan Ibnu Wahab Saimima.
“Penghasilan TarraSmart didapatkan dalam jangka waktu sebulan dan setahun. Kalau sebulan dibayarkan dari pengiklan, sementara pertahun di bayarkan melalui Playstore dengan melihat berapa jumlah orang yang men-download. Kalau pengiklan biasa di dapatkan Rp 7 juta sampai 10 juta perbulan. Sementara dari Playstore bisa di dapatkan Rp 30 juta sampai Rp 40 juta,” ungkap Taufik./Nur Rachmat, Komang Ayu