Gelar Diskusi Kolaboratif, Luwu Utara Siap Implementasikan Peta Jalan Kakao Lestari

461

BISNISSULAWESI.COM, LUWU UTARA –  Saat ini tantangan peningkatan produktivitas kakao menjadi fokus utama Pemerintah Kabupaten Luwu Utara untuk berkomitmen dalam pengembangan kakao yang merupakan komoditas unggulan, selain padi, sagu dan kopi.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, ICRAF dan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) melalui Program SFITAL telah melakukan serangkaian kegiatan untuk menyusun Peta Jalan Kakao Lestari yang memiliki visi “Kakao Lestari, Rakyat Sejahtera”.

Melalui integrasi kolaboratif, Pemda Lutra merangkul stakeholder yang tergabung dalam pokja, dan berharap intervensi yang telah dilaksanakan dengan beberapa indikator ini, mampu mengevaluasi capaian program dalam pengelolaan kakao lestari.

POTO : ISTIMEWA

Peta Jalan Kakao Lestari ini mencakup lima strategi kunci yang dijabarkan menjadi intervensi dan kegiatan, serta ditentukan indikator pengukurannya. Peta Jalan Kakao Lestari juga disertai dengan analisis dampak kebijakan yang dilengkapi analisis spasial.

Lima strategi kunci tersebut meliputi: (1) Alokasi dan Tata Guna LahanBerkelanjutan; (2) Peningkatan Akses Masyarakat terutama Petani Kakao terhadap Modal Penghidupan; (3) Peningkatan Produktivitas dan Diversifikasi Produk Kakao; (4) Perbaikan Rantai Pasok yang Berkelanjutan; dan (5) Insentif Jasa Ekosistem dari Kakao Berkelanjutan.

Untuk itu, ICRAF Indonesia melalui program SFITAL bersama Pemkab Luwu Utara melaksanakan Diskusi Kelompok Terpumpun Seri 1, dengan tema “Menuju Implementasi Peta Jalan Kakao Lestari: Pengarusutamaan, Penganggaran, serta Monitoring dan Evaluasi”.

Diskusi Kelompok Terpumpun Seri 1 ini dilaksanakan pada 17 – 18 Juli 2023 di Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Diskusi ini menghadirkan Kepala Bappelitbangda Aspar serta Kepala Dinas Pertanian Rusydi Rasyid sebagai Narasumber utama.

Kepala Bappelitbangda Aspar menegaskan, Peta Jalan Kakao Lestari adalah kebutuhan dan komitmen bersama untuk mengembalikan kejayaan kakao Luwu Utara. “Pentingnya upaya pengarusutamaan peta jalan ini dalam dokumen perencanaan perangkat daerah, terutama dalam rencana strategis dan rencana kerja,” kata Aspar.

Baca Juga :   IMLEK, KUMPUL BERSAMA KELUARGA DIMANA?

Harapan besar juga disampaikan Aspar bahwa keterlibatan aktif dan dukungan dari setiap pemangku kepentingan di Kabupaten Luwu Utara sangat diharapkan untuk mewujudkan penerapan peta jalan kakao lestari menuju Kakao Lestari, Rakyat Sejahtera.

Sementara itu, Kadis Pertanian Luwu Utara, Rusydi Rasyid, mengatakan, diperlukan sinergi, kolaborasi dan komitmen para pemangku kepentingan guna meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi tingkat kemiskinan di sektor pertanian.

Sekadar diketahui bahwa program SFITAL menuju Kakao Lestari Rakyat Sejahtera ini juga bertujuan untuk memastikan akses masyarakat terhadap nilai produksi yang optimal dan bagaimana petani dapat mengakses biaya produksi secara efisien.

Konsep-konsep yang diusulkan dalam program SFITAL ini tentunya sangat relevan dan dapat diterima oleh para petani di Luwu Utara untuk memastikan bahwa kakao yang menjadi sumber penghidupan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

Tak hanya memperhatikan aspek produktivitas komoditas kakao, implementasi Peta Jalan Kakao Lestari juga mencakup aspek keberlanjutan, termasuk perlindungan terhadap ekosistem esensial, seperti DAS, kawasan hutan, dan kawasan lindung.

Untuk mendukung proses monitoring dan evaluasi, maka dilakukan penyusunan alat bantu monitoring dan evaluasi Peta Jalan Kakao Lestari. Alat bantu dan sistem monev yang digunakan bertujuan memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan strategi dan intervensi yang direncanakan melalui peta jalan kakao lestari.

Proses monitoring dan evaluasi diperlukan untuk mengukur tingkat keberlanjutan pengelolaan kakao di Kabupaten Luwu Utara, yang juga mencakup beberapa kriteria dan indikator keberlanjutan di tingkat komoditas kakao maupun lanskap.

Peserta yang tergabung dalam Diskusi Kelompok Terpumpun sangat antusias dan berperan aktif dalam memberikan kontribusi berharga melalui pemikiran, masukan, dan informasi penting dalam beragam topik pembahasan yang tak hanya mengulas 5 strategi kunci, namun juga dalam menciptakan kerangka kerja yang komprehensif dan terstruktur dalam mengidentifikasi wali data, tindaklanjut, dan indikator kunci pada setiap strategi. (rls/LHr)

Baca Juga :   UNBK dan USBM di Makassar Berjalan Cukup Lancar