BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Sejak diberi amanah sebagai Wali Kota Makassar tahun 2014, Mohammad Ramdhan Pomanto telah menggaungkan konsep Sombere dan Smart City, dalam membangun kota.
Saat acara Refleksi Akhir Tahun 2017 di Celebes Convention Center (CCC), bapak yang akrab disapa Danny Pomanto mengatakan, smart city Makassar bukanlah terkait hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak). Smart city memiliki sombere sebagai heartware (perangkat hati) yang menghubungkan antara hati dan pikiran.
Sombere merupakan warisan kultur lokal Makassar yang bermakna sangat dalam. Ia merupakan bentuk great humble, great hospitality, serta great brotherhood. “Smart city membuat setiap kota sederajat, namun sombere’ lah yang membuat kita lebih dari itu,” ujarnya.
Untuk mewujudkan smart city, tentunya dibutuhkan dukungan perangkat teknologi terkini, itu dimasukkan dalam bentuk pelayanan untuk masyararakat. Danny berpendapat, pelayanan secara baik dan cepat akan membawa smart city masuk dan diterima masyarakat. Tetapi ini akan berhasil jika telah melibatkan masyarakat.
Aplikasi pertama yang diperkenalkan Wali Kota Makassar pada awal jabatannya adalah smart card. Di dalamnya semua sudah terintegrasi, mulai dari ATM, debit card, hingga medical record.
Aplikasi selanjutnya home care, sebuah konsep pelayanan kesehatan untuk warga Makassar, dengan memanfaatkan teknologi medis terkini. Pemkot Makassar menyediakan 48 ambulans yang dilengkapi alat Elektrokardiogram (EKG) dan Ultrasonografi (USG).
Mobil ambulansnya bukan seperti ambulans kebanyakan, Tetapi menggunakan Suzuki Karimun Wagon R yang telah dimodifikasi. Penggunaan mobil kecil jenis LCGC ini akan memungkinkan tim medis masuk ke lorong sempit sekalipun.
Di hadapan para RT dan RW se-kota Makassar, Danny mengklaim sejak adanya home care, pasien di rumah sakit di Makassar menurun hingga 80 persen. Rumah sakit di Makassar justru penuh dengan pasien dari luar Makassar.
Bukan hanya itu, teknologi smart city di Kota Makassar juga terhubung dengan bidang keamanan melalui care and rescue center. Saat ini kamera CCTV yang terpasang masih 69 buah. Target kedepan, punya 3 ribu CCTV untuk memantau setiap jalan.
“Kami mempunyai kamera infra merah yang bisa mendeteksi apakah seseorang membawa benda berbahaya seperti senjata api atau senjata tajam. Jadi, kejahatan kami cegah sebelum terjadi,” jelas Wali Kota Makassar ke-27.
Aplikasi lain dari program sombere & smart city adalah education, traffic, public safety, waste management, parking, alleways, dan hawkers. Danny yakin bahwa smart city berangsur-angsur akan membawa dampak positif kepada masyarakat.
Dengan aplikasi waste management di Makassar, bank sampah kini menjadi idola. Sebanyak 320 bank sampah saat ini telah ada di Makassar, dan menjadi yang terbanyak di Indonesia. Warga kini bisa menjual sampahnya untuk ditukar dengan uang atau beras.
Pemerintah Kota Makassar melalui Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya, juga telah meluncurkan sistem parkir nontunai atau smart parking. Ini merupakan solusi memaksimalkan jasa perparkiran, dan kota bisa mengontrol serta mengetahui secara pasti berapa pendapatan, karena semuanya berbasis IT.
Smart parking yang diluncurkan pada pergelaran Makassar International Eight Festival (F8) itu, merupakan salah satu cara menekan tingkat kebocoran yang diduga sering terjadi di perusahaannya. Keluhan demi keluhan masyarakat tentang menjamurnya titik-titik parkir liar, mengenai adanya kebocoran-kebocoran dalam manajemen perparkiran dijawab dijawab dengan sistem perparkiran berbasis IT.
Terakhir, pada saat acara Refleksi Akhir Tahun 2017 di Celebes Convention Center (CCC), Wali Kota Danny memberikan secara simbolis smartphone android kepada 5.971 Ketua RT dan RW se-kota Makassar.
Kepala Bagian Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Makassar Iskandar Lewa menyampaikan, pemberian smartphone dirangkaikan dengan launching aplikasi digital Smart RT RW, sebagai solusi komunikasi, membantu kinerja pemerintah dan juga koordinasi antara warga dengan RT,RW, lurah, camat, dengan walikota. /Nur Rachmat