BISNISSULAWESI.COM, BATAM – PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PLN Batam menggelar Investor and Bussines Forum dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi di Kota Batam, Rabu (1/2). PLN siap memasok kebutuhan listrik untuk menggeliatkan perekonomian Batam yang notabena jalur perdagangan internasional.
Walikota Batam diwakili Asisten I Pemerintah Kota Batam, Yusfa Hendri mengapresiasi dukungan PLN memasok kebutuhan listrik di Batam. Hadirnya listrik yang andal menjadi salah satu prioritas menggeliatkan perekonomian Batam melalui sektor industri.
“Kami masyarakat Batam bangga pada PLN yang turut membangun kembali Batam menjadi salah satu wilayah tumpuan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Yusfa.
Ekonomi Kota Batam pada 2021 mampu tumbuh 4,75 persen. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau 3,43 persen dan secara nasional 3,69 persen. Bahkan pada triwulan II 2022, perekonomian Batam tumbuh 5,01 persen.
“Di 2022 rentang pertumbuhan ekonomi Batam di kisaran 5,5 – 6,8 persen. Ini hasil kebijakan Pemkot Batam yang tetap menjaga aktivitas industri dan pembangunan daerah saat pandemi,” ucap Yusfa.
Pertumbuhan ekonomi juga terlihat dari mulai pulihnya kunjungan wisatawan. Pada 2020, jumlah wisatawan 2.000 orang, sementara pada 2022 lebih dari 565 ribu. Terus meningkat seiring pembangunan infrastruktur seperti peningkatan lebar jalan, Bandar Udara Internasional Batam, dan penyediaan transportasi publik seperti Lintas Rel Terpadu (LRT).
Targetnya ke depan mencapai 30, 40 juta orang yang keluar masuk ke Batam melalui bandar udara. Bisa dibayangkan jikatrafik sebanyak itu, tentu memunculkan multiplier effect. Akan memunculkan peluang peluang bisnis yang besar dan tentu membutuhkan listrik yang andal.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan seiring pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan konsumsi listrik di Batam juga melonjak signifikan. Sepanjang 2022, konsumsi listrik meningkat 14,71 persen dari 2,56 juta Megawatt hour (MWh) pada 2021 menjadi 2,94 juta MWh pada 2022.
“Pertumbuhan konsumsi listrik di Batam luar biasa. Kalau pada 2021 hanya tumbuh 5,01 persen, pada 2022 lebih dari 14 persen. Ini menjadi sinyal pulihnya pertumbuhan ekonomi Batam pascapandemi,” ucap Darmawan.
Geliat pertumbuhan ekonomi di Batam juga terlihat dari potensi kebutuhan listrik melalui pertumbuhan industri. Potensi ini menjadi titik cerah bagi pertumbuhan ekonomi nasional mengingat Batam merupakan kawasan dengan potensi bisnis masa depan dan menjadi bagian rantai pasok komoditas Internasional.
“Batam, salah satu pelanggan prioritas PLN. Kami komitmen terus melayani kebutuhan industri di Batam. Melalui PLN Batam, kami menyediakan layanan super premium untuk mendukung pertumbuhan industri di Batam. Dengan listrik yang andal dan terjangkau, kami yakin PLN Batam dapat menjadi jantung pertumbuhan ekonomi,” ujar Darmawan.
PLN Grup tak hanya memberikan pasokan listrik andal, juga menyuplai kebutuhan listrik melalui sumber energi bersih.
“Bukan hanya menyediakan listrik, kami berkembang dan siap menghadirkan layanan lebih beragam sesuai kebutuhan pelanggan. Batam akan menjadi role model dan seantero Indonesia akan menjadikan Batam sebagai best practice dan percontohan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Batam, M. Irwansyah Putra memastikan akan memaksimalkan pelayanan kelistrikan melalui inovasi layanan sehingga mampu mendorong perekonomian Batam.
Salah satu inovasi PLN Batam, menghadirkan layanan Smart Green Service (SGS). PLN menjadikan Batam wilayah pengembangan smart grid berbasis energi hijau terintegrasi. PLN Batam memasok kebutuhan industri dengan membundling layanan listrik grid, layanan green energy dari PLTS atap, smart meter, internet building, digital solution bahkan hingga data center.
Inovasi ini merupakan hasil dari transformasi PLN. Hadirnya layanan ini diyakini kebutuhan listrik, khususnya layanan listrik bersih untuk industry, terpenuhi.
Dalam acara Investor and Business Forum, PLN Batam juga melakukan beberapa penandatanganan nota kesepahaman, antara lain kerja sama penyediaan dan pengelolaan tenaga listrik total 1.008 MVA dengan 8 perusahaan, kerja sama penyediaan dan pemasangan PLTS Atap dengan 6 perusahaan, kerja sama pemanfaatan energi baru terbarukan, dan kerja sama dalam rangka mendukung kebutuhan kelistrikan di Kawasan Ekonomi Khusus.
(*)