Meski Surplus, Harga Cabai di Sulsel Fluktuatif

207
POTO : NUR RACHMAT

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Meski beberapa Kabupaten menjadi pemasok cabai rawit, seperti di Kabupaten Gowa, Jeneponto, Takalar, Bantaeng dan Wajo, harganya selalu berubah ubah, apalagi mendekati perayaan Natal dan Tahun Baru.

Dalam diskusi bertajuk ‘Market Study Komoditas Cabai Rawit di Provinsi Sulsel’ yang di gelar Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil Regional VI Sulawesi Selatan, Senin (21/11), ditemukan berbagai masalah penyebab fluktuatifnya harga komoditi unggulan Sulsel tersebut.

Proses distribusi yang panjang, menjadikan harga cabai yang diterima petani murah, sedang sampai ke konsumen harganya naik berkali kali lipat.

Saat ini misalnya, harga cabai yang di beli dari petani dikisaran harga Rp 3.500 perkilo, sedang harga di pasaran mencapai Rp30.000 perkilo.

“Dari sisi data, saat ini cabai di Sulsel surplus. Ada ditemukan disparitas harga antara petani dan konsumen cukup yang panjang. Ada pula distribusi cabe rawit untuk memenuhi permintaan pulau lain,” ungkap Kepala Kantor Wilayah VI KPPU, Hilman

Terkait komoditi cabai rawit, petani merupakan tangan pertama yang memproduksi dan menjual cabai. Namun karena tidak adanya informasi harga cabai yang dimiliki, para petani cabai menjual hasil panennya sesuai harga yang diberikan para pengepul. Ini juga yang dirasakan salah satu Petani di Kabupaten Gowa, Sarifuddin.

“Kami sangat senang jika bisa menjual cabai kami dengan harga yang tinggi. Selama ini kami menjual hasil panen kepada pengepul, harga pun mereka yang memberikan, kami juga tidak bisa apa apa selain menjual,” ujarnya.

Nur Rachmat

Baca Juga :   Tingkatkan Efektivitas Kerja dan Sinergi Antar Seluruh Staf, H Dahyal Pimpin Rakor ASN DPRD Kota Makassar