BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Selama ini potensi pasar yang mendongkrak pertumbuhan ekonomi masih didominasi kota/kabupaten di pulau Jawa. Lalu, bagaimana dengan potensi pasar daerah di luar Jawa? Daerah mana yang potensial menjadi target pasar? Sebuah riset nasional mengungkapkan kota Makassar, Kendari dan Palu masuk dalam 50 kota/kabupaten dengan potensi pasar yang menjanjikan di Indonesia.
Meskipun tetap didominasi kota dan kabupaten di Pulau Jawa, dalam peringkat 50 besar, riset yang dilakukan Katadata dan Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2017, juga ditemukan 18 persen lokasi potensial untuk pengembangan pasar terletak di luar Pulau Jawa, seperti Makassar, Kendari dan Palu.
Dikenal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, kawasan padat penduduk, serta pusat pembangunan infrastruktur, kota-kota di Pulau Jawa menjadi target potensial pelaku bisnis untuk pengembangan pasar. Bahkan, dalam rilis terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan 58,5 persen kue ekonomi nasional masih disumbang Pulau Jawa.
Selain pulau Jawa, dalam peringkat 50 besar, daerah potensial untuk pengembangan pasar terletak di luar Pulau Jawa, yakni Kota Medan di peringkat 10, Kota Batam (13), Kota Makassar (18), Deli Serdang (20), Kota Palembang (24), Kota Samarinda (31), Kota Kendari, Kota Palu dan Kota Padang masing-masing di peringkat 34, 35 dan 44.
Secara statistik, sembilan daerah tersebut cukup potensial untuk dikembangkan sebagai target pasar baru. Kota Makassar misalnya, secara rata-rata unggul dalam hal jumlah penduduk, kapasitas konsumsi konsumen dan infrastruktur. Seperti halnya kota-kota besar lain di Indonesia, Makassar memiliki infrastruktur yang lebih baik. Faktor yang mendorong rendahnya peringkat IPP Kota Makassar disebabkan oleh sensitivitas harga pasar.
Daerah lain yang layak dilirik adalah Kota Kendari dan Palu. Dua kota ini hampir memiliki kesamaan kondisi dari sisi pertumbuhan dan kapasitas konsumsi pasar. Keduanya juga berlomba memberikan insentif untuk menarik investor menanamkan modal di daerahnya.
Keduanya juga memiliki jumlah penduduk yang relatif hampir sama, dengan ketersediaan lahan yang masih memungkinkan untuk dimanfaatkan untuk pengembangan usaha atau bisnis.
Sebelumnya Bisnis Sulawesi telah mengungkapkan peringkat kemudahan berbisnis di kawasan Sulawesi pada 2017 yang dikeluarkan Asia Competitiveness Institute (ACI).
Tingkat kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EDB) tersebut berdasarkan riset yang dilakukan April-September 2017 pada seluruh provinsi di Indonesia dengan menggunakan tiga kategori penilaian, yaitu daya tarik bagi investor (attractiveness to investor), keramahan bisnis (business friendliness), dan kebijakan yang kompetitif (competitive policies).
Dari 6 provinsi di Sulawesi, Sulawesi Tengah (Sulteng) menempati peringkat ke-7 dengan skor 0,92, kemudian disusul Sulawesi Selatan diperingkat ke-9 (skor 0,76), Gorontalo diperingkat ke-10 (skor 0,66), Sulawesi Tenggara diperingkat ke-15 (skor 0,45). Sedangkan Sulawesi Barat diperingkat ke-19 (skor -0,25) dan Sulawesi Utara diperingkat ke-20 (skor -0,47). / Mohamad Rusman