BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Keluarga Besar civitas akademika Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, menyelenggarakan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439 H, di Auditorium Al-Jibra UMI Makaassar, Rabu (6/12/2017).
Dalam sambutannnya, Rektor UMI Makassar, Prof. Dr. Hj. Masrurah Mokhtar, MA menyampaikan bahwa inti maulid adalah meneladani sifat dan akhlak Nabi Muhammad SAW. Hal ini perlu diterapkan di lakukan sosial masyarakat maupun kampus.
“Peringatan Maulid seperti ini, tiap tahun jadi agenda. Kita kelompok besar setiap tahun merayakan seperti ini. Maka dari itu mari kita semua teladani akhlak dan sifat Nabi Muhammad SAW,” ajakan Masrurah.
Dikatakan, hajatan maulid terus dilakukan setiap tahun dengan lomba bahasa lokal atau daerah. Lanjut dia, peringatan Maulid jadi tradisi di lingkup UMI untuk dimaknai secara detail. Bahkan lebih semarak dari sebelumnya.
“Kami akan terus melakukan kegiatan ini agar lebih semarak lagi. Kami juga tak ingin melupakan kegiatan ini,” tutur Rektor dua periode ini.
Lebih lanjut Rektor peduli pendidikan ini menambahkan, disaat banyak pihak yang ingin menghapus peringatan maulid seperti ini. Akan tetapi ia menegaskan, UMI terus kembangkan.
“UMI adalah kelompok menyuru kebaikan, dan mencegah kemungkaran,” pungkasnya.
Pada kegiatan ini, lantunan takbir, tahmid dan sholawat bergema di Auditorium Al-Jibra UMI memukau tamu undangan yang hadir.
Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW yang disampaikan oleh Wakil Rektor IV UIN Alaudin Makassar, Prof Dr Hamdan Johannis MA mengingatkan pentingnya umat muslim meneruskan ajaran dan warisan Nabi.
Guru besar UIN Alaudin Makassar itu menyampaikan, Maulid Nabi harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan umat. yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani.
“Peringatan Maulid mengajarkan kita untuk berprores lahir kembali. Karena agama juga mengajarkan seperti demikian. Oleh sebabnya itu, diperingati Maulid untuk memperbaharui kehidupan kita,” katanya.
Menurutnya, peringatan Maulid adalah menampilkan akhlak yang sebaik-baiknya kapanpun dan dimanapun. Entah di rumah atau di kampus umat Islam harus selalu menampilkan akhlak yang terbaik sesuai yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
“Tujuannya mencontohi budi pekerti dan karakter Nabi Muhammad SAW,” katanya.
Dia menambahkan, peringatan maulid tak boleh dihilangkan. Karena peringatan Maulid adalah upaya untuk mendekatkan diri dengan agama. Lanjut dia, saat ini banyak pemimpin bangsa yang hilang karakter dan identitas jati diri.
“Inilah ang perlu kita renungkan, karakter integritas, perlu dikembangkan,” pungkasnya. (*)