BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI) mendukung Universitas Hasanuddin (Unhas) sebagai pusat program pengembangan sagu di dunia.
Hal tersebut, terutarakan melalui rapat luring terbatas, di Ruang Rapat D, Lt 2 Gedung Rektorat Unhas, Jl Tamalanrea, Kamis (12/5/2022).
Penanggung Jawab Program Kementan RI, Dorothea Agnes Rampisela, menjelaskan, program pengembangan sagu Kawasan Timur Indonesia (KTI) ini adalah murni ide dari tim peneliti sagu Fakultas Pertanian Unhas yang mendapat dukungan oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo.
“Program ini mendapatkan arahan oleh Rektor Unhas untuk menjadi Center of Excellence yang multidisiplin, melibatkan para peneliti dari berbagai fakultas,” kata Agnes.
Agnes juga menuturkan, tujuan utama program tersebut adalah sebagai ruang untuk mempromosikan potensi sagu yang merupakan harta terpendam di Kawasan Timur Indonesia, dengan luas lahan sagu Indonesia 5,5 juta ha yaitu 85 persen dari luas lahan sagu dunia 6,5 juta ha.
“Sagu adalah tanaman asli Indonesia yang dalam sejarahnya adalah pangan utama di KTI. Jadi Unhas sebagai universitas terbesar di KTI, merasa bertanggungjawab menjadi pusat penelitian sagu yang saat ini mulai dilirik oleh peneliti kelas dunia,” jelas Agnes.
Untuk mendukung program tersebut, kata Agnes, saat ini telah disiapkan dana sebesar Rp3,2 miliar untuk pembangunan gedung ‘World Sago Center’ yang akan dilengkapi dengan pengadaan fasilitas penelitian pengembangan produk sagu, dana penelitian dan pelatihan.
Pembangunan gedung ‘World Sago Center’ ini akan ditempatkan di dalam kampus Unhas guna mendukung konsep Sago Technopark yang telah digagas oleh Unhas dan JICA untuk kawasan Tana Luwu yang melibatkan Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur.
“Jadi mitra di daerah juga telah terbentuk, dan Pemerintah Daerah Luwu Utara juga secara aktif telah menyusun program pengembangan sagu. Kami berharap agar Unhas menjadi inisiator dan tuan rumah penelitian sagu tingkat dunia, sehingga sagu menjadi komoditas kelas dunia yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan wilayah KTI. Tak hanya itu, kami juga mengharapkan sagu akan jadi pengungkit ekonomi dan kedaulatan pangan nasional,” katanya.
Marwiah Syam