BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Melambungnya harga minyak goreng dalam beberapa pekan terakhir, berdampak pada sejumlah harga makanan. Ini, dipastikan berdampak pada nilai inflasi mendatang. Sebagaimana diperkirakan Bank Indonesia (BI), ada indikasi kenaikan inflasi akibat komoditas pangan, seperti cabai rawit, minyak goreng, gula pasir dan daging ayam ras.
Pengamat Ekonomi Sulawesi Selatan, Marsuki DEA, kepada Bisnis Sulawesi, mengatakan, fenomena minyak goreng menjadi indikator lemahnya otoritas terkait dalam mengelola ketersedian pangan dasar masyarakat. Hal ini berdampak pada beberapa indikator perekonomian, diantaranya inflasi.
“Sebenarnya peran secara parsial terhadap perkembangan relatif terbatas, tapi karena komoditas ini punya hubungan dengan komoditas kebutuhan konsumsi masyarakat, maka tidak dapat dinafikan fenomena minyak goreng tersebut cenderung berdampak pada volatitas kenaikan harga secara umum, atau inflasi,” kata Marsuki kepada wartawan Bisnis Sulawesi saat dihubungi via WhatsApp, Senin (28/3/2022).
Kata Marsuki, komoditas minyak goreng menjadi bagian penting dari aktivitas ekonomi masyarakat kebanyakan, baik dalam berdagang, menghasilkan produk lain sebagai input setengah jadi bagi industri tertentu, termasuk sebagai bahan dasar kebutuhan rumah tangga dan usaha-usaha kecil rakyat.
“Sehingga mau tidak mau, jika minyak goreng langka, dan harganya meningkat, maka dampaknya terhadap IHK secara umum akan terkerek ke atas,” pungkasnya.
Penulis : Marwiah Syam