BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat (25/06/2021) ditutup pada level 6,022.399 poin. Mengalami peningkatan sebesar 0.17% atau sebanyak 10.343 poin dibandingkan penutupan perdagangan sehari sebelumnya, Kamis (24/06/2021) yang ditutup pada level 6,012.056 poin.
Pada perdagangan hari Jumat, diperdagangkan sebanyak 18,745 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 18,263 triliun dan frekuensi pasar sebanyak 1,139,349 kali transaksi.
Perdagangan dibuka pukul 09.00 WIB di posisi 6,019.405 poin dan menjadi posisi terendah untuk perdagangan hari ini. bergerak naik dan menempati posisi tertinggi di level 6,067.791 poin pada pukul 13.41 WIB dan kembali terkoreksi hingga penutupan perdagangan pada pukul 15.15 WIB berada di level6,022.399 poin.
Adriyan dari MNC Sekuritas Makassar menyebutkan, transaksi dalam minggu ini terbilang kurang menarik di mana IHSG hanya mampu naik 0.25% dalam sepekan. Banyak saham Big Cap yang biasanya memotori pergerakan pasar justru mengalami net sell oleh investor asing yang akibatkan oleh sentimen negatif di mana The Fed berencana akan menaikkan FFR pada tahun 2023.
Sentimen negatif juga datang dari dalam negeri, dimana tingkat penyebaran Covid 19 semakin menggila dengan munculnya varian baru yang berasal dari India. Kedua sentimen tersebut semakin memperberat laju kenaikan IHSG dalam minggu ini.
“Di tengah kondisi tersebut, kami masih optimis merekomendasikan beberapa saham pilihan untuk minggu depan diantaranya BBRI, AGRO, ANTM, ADRO, PWON, BRPT,” tulis Adriyan
Sementara itu, Phintraco Sekuritas menganalisa IHSG diperkirakan masih akan bergerak sideways dalam rentang support 6,000 dan resistance 6,130 pada perdagangan Senin (28/6). Dari eksternal, pelaku pasar antisipasi clue tentang rencana pengurangan pembelian obligasi oleh the Fed yang diperkirakan dimulai tahun ini.
Dari dalam negeri, fokus pada peningkatan kasus baru Covid 19 di Indonesia, terutama dalam sepekan terakhir. Hal tersebut dikhawatirkan menekan aktivitas ekonomi, seiring kecenderungan masyarakat untuk stay at home. Oleh sebab itu, pelaku pasar dapat mencermati peluang speculative buy pada saham-saham yang relatif defensif, seperti TLKM, AMRT, INDF dan ICBP. Saham-saham healthcare, seperti SAME, MIKA dan HEAL juga dapat diperhatikan.
***