Zukri: Tak Instan Jadi bos Jahe Instan

460

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kata orang bijak, hasil tak khianati proses. Modal kerja dan kreativitas yang dilakukan Zukri berbuah hasil. Ia menggapai sukses sebagai pengusaha jahe instan khas tanah kelahirannya, Makassar. Tak hanya itu, ia pun piawai kelola perusahaan penyedia jasa training management outbond. Omzet dari masing-masing usahanya tersebut bisa mencapai Rp 100 juta per bulan.

Pengusaha sukses memang tak harus berasal dari sebuah keluarga pengusaha. Seperti yang terlihat pada Zukri. Meski darah wirausaha sama sekali tak mengalir dalam tubuhnya, toh, pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan ini mampu meraih sukses sebagai seorang pengusaha.
Berkat kerja keras dan kreativitasnya mengembangkan resep minuman tradisional jahe asli Makassar, Sukma Jahe bisa diterima masyarakat dengan baik.
Zukri mengembangkan usaha jahe instan beberapa tahun lalu. Ia juga pemilik UD Monity Jaya Bersama mampu memodifikasi resep minuman jahe khas Kota Angin Mamiri tersebut hingga menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda dengan produk-produk jahe instan lainnya.
Saat ini, Sukma Jahe sudah beredar di pelbagai kota di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Kapasitas produksinya 50.000 sachet per bulan. Dengan harga jual Rp 2.000 sachet, omzet yang dikantongi Zukri bisa mencapai Rp 100 juta per bulan.
Padahal, untuk memasarkan produk jahe instannya, Zukri hanya mengandalkan agen-agen penjualan yang ada di tiap daerah. “Meski hanya melalui perantara agen, penyebaran produk ini lebih cepat,” ujar Zukri.
Sejak 2004, ia pun menerjuni usaha jasa yang menawarkan pelatihan manajemen berbasis outbond. Berbeda dengan usaha jahe instannya yang terletak di Bekasi, bisnis jasa yang bernama Parabus Malino Tour dan Outbound ini berlokasi di Makassar.
Zukri mengadopsi beragam metode dengan memanfaatkan alam terbuka untuk menyampaikan materi pelatihan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Ia memadukan unsur kerjasama, mengasah kreativitas, serta meningkatkan rasa percaya diri dan jiwa kepemimpinan. Sehingga, peserta harus menemukan teori dan pemecahan masalah dengan cepat. Dan, pada akhirnya, mereka mampu menerapkan pengalaman tersebut dalam dunia kerja. “Dengan aktivitas ini, perusahaan bisa memperbaiki sistem kerja menjadi lebih baik,” katanya.
***Mohamad Rusman

Baca Juga :   Musim Hujan, Produksi Kerupuk Kulit di Makassar Tersendat