Bangun Optimisme di Tengah Pandemi

155

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Semangat optimistis menjadi sangat penting dalam menghadapi pandemi Covid 19. Di samping kreativitas dan inovasi harus terus dilakukan di semua sektor. Hal ini sangat penting guna mengakhiri tekanan berat akibat pandemi dan semua sektor dapat kembali berjalan normal.

Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia, Maria Benyamin dalam webinar Diskusi Publik bertajuk “Tetap Kreatif dan Produktif di Kala Pandemi, Bagaimana Kita Mensiasati Keadaan?” yang diselenggarakan BBC Media Action, Jumat (04/12), mengatakan, semangat optimistis harus dibangun karena tidak diketahui persis sampai kapan pandemi Covid 19 berlangsung.

Maria menyebutkan ada tiga peran utama dan urgent pers dalam kondisi seperti saat ini. Pertama, pers memberikan informasi yang tepat agar masyarakat tidak panik. Kemudian, pers wajib menghadirkan berita-berita yang mengedukasi masyarakat terkait protokol kesehatan yang tepat dan ketiga, mengawal kebijakan-kebijakan pemerintah agar apa yang diinginkan dari kebijakan tersebut tercapai.

“Tidak mudah memang (membangun optimisme, red), tetapi harus dilakukan, bersatu bangun kekuatan,” ujarnya.

Pun dalam menjalankan dua peran lain, diakui sulit. Karena pandemi juga membuat industri media mengalami tekanan berat.

Bukan hanya berita-berita positif, kritik terhadap pemerintah juga tetap ada, namun lebih yang bersifat membangun. Sebagai contoh kebijakan-kebijakan percepat pemulihan ekonomi dan pemulihan sktor UMKM. “Sangat banyak kebijakan dan relaksasi yang dikeluarkan, serapannya masih rendah,” ujarnya.

Bisnis Indonesia juga kata Maria, mendorong percepatan transformasi digital dalam rangka mendukung UMKM bisa mengadopsi teknologi atau aplikasi digital yang bisa membantu pemasaran produk UMKM lebih menggeliat.

Selain Maria, pada webinar yang dimoderatori Ferdinandus Setu dari Kominfo dan dipandu Agus Sudibyo (Dewan Pers), hadir juga sebagai narasumber Wakil Presiden Direktur MarkPlus Inc Jacky Mussry serta Garin Nugroho dan Sudjiwo Tejo mewakili pekerja seni.

Baca Juga :   Transaksi Non Tunai Tumbuh Signifikan, Kartu Kredit Turun

Jacky Mussry menyebutkan, UMKM harus dapat mengimplementasikan kebijakan pemerintah dan memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung usaha yang dijalani. Bagaimanapun sebut Jacky, keberhasilan UMKM tergantung pada pelaku usaha sendiri.

“Pemerintah hanya membuat dan menjalankan kebijakan,” katanya.

Pandemi telah berdampak pada sebagian besar UMKM di sektor kerajinan tangan, makanan dan minuman, industri kreatif, tekstil, pariwisata dan lain-lain. Jacky memaparkan terjadi penurunan penjualan (56%), kesulitan mendapatkan pendanaan  (22%), kendala distribusi profuk (15%) dan kendala menemukan suplai produksi (4%). Kesulitan tersebut berdampak pada rantai nilai usaha UMKM.

Padahal, UMKM menyerap 97% angkatan kerja nasional. Oleh karenanya, seluruh stakeholder perlu mendukung UMKM untuk bisa terus bertahan selama dan pascapandemi Covid 19.

Sementara Sudjiwo Tejo berharap pemerintah membeli hasil karya seniman. Mengingat, seniman tak semata butuh BLT, melainkan bagaimana mereka tetap berekspresi.

“Tugas media, mendorong agar uang beredar masif di masyarakat. Sehingga ekonomi berputar,” sebutnya.

Pandemi Covid 19 diakui telah mendorong pelaku seni di Indonesia memanfaatkan teknologi digital dalam berkarya. Seperti konser atau pertunjukan yang digelar secara virtual.***