BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Target ekspor tiga kali lipat hingga 2018, membuat Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) berpikir keras. Para eksportir pun dikumpulkan, Sabtu (14/10/2017) di rujab Gubernur Sulsel membahas strategi mencapai target yang sudah dipatok, ditengah kelesuan perekonomian yang melanda.
Gubernur Syahrul Yasin Limpo menampik tudingan target ekspor Sulsel itu ambisius dan tidak realistis. “Saya yakin kita bisa memenuhi target itu. Melihat trend laju ekspor daerah ini yang meningkat,” ujar Syahrul optimis.
Lalu pertanyaannya, apa yang mesti dilakukan Sulsel? Menurutnya, banyak strategi yang dilakukan, antara lain dengan melakukan diversifikasi komoditas dan menambah negara tujuan ekspor. “Dua strategi itu kami dorong terus dan pihak eksportir di daereah ini pun telah komitmen memenuhi target kita tersebut,” jelas Syahrul.
Bahkan dihadapan para eksportir, Syahrul menitip pesan para pelaku usaha agar berkontribusi menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan memacu ekspor. Ia menginginkan para pelaku usaha kita tidak kalah dengan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia yang semakin agresif dalam memasarkan produknya ke luar negeri. “Saya cemburu dengan Singapura dan Malaysia sebenarnya. Kenapa mereka bisa begitu, sementara kita nggak. Kita butuh orang-orang yang mau menerobos dan melakukan inovasi-inovasi,” ungkapnya.
Berdasarkan data Dinas Perdagangan Sulsel, negara tujuan ekspor Sulsel mengalami lonjakan signifikan dalam satu dekade terakhir. Bila sekitar 10 tahun lalu, hanya 20-an negara, kini naik hingga 58 negara tujuan ekspor. Dengan mampu dilakukannya pengiriman langsung atau direct export ke negara tujuan sejak tahun 2015, tentunya mengurangi biaya sebesar US$ 200. “Pengiriman langsung mengurangi cost yang ada sebesar US$ 200. Dwelling time juga menurun, dan ini yang terbaik di Indonesia,” kata Hadi Basalamah, Kadis Perdagangan Sulsel.
Beberapa komoditas baru yang terus digenjot kinerjanya adalah di sektor perikanan seperti ekspor ikan dan udang-udangan segar, serta bunga krisan untuk kebutuhan perayaan di Jepang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lonjakan aktivitas ekspor dan impor Sulsel periode Agustus 2017. Nilai ekspor dan impor naik signifikan, bahkan dua digit dibandingkan periode sebelumnya. Nilai ekspor, tercatat kenaikan 15,49%, “Nilai ekspor Sulsel meningkat dari US$73,2 juta menjadi US$84,54 juta atau terjadi kenaikan 15,49 persen. Bila bulan sebelumnya (Juli 2017) tercatat US$72,05 juta, per Agustus 2017 sudah menembus US$99,17 juta,” kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, belum lama ini.
Produk nikel masih jadi primadona sebagai komuditi dengan menyumbang terbesar, disusul produk ekspor biji-bijian berminyak dan tanaman obat (9,63%), ikan, udang, dan hewan tidak bertulang belakang lainnya (3,93%, garam, belerang, dan kapur (3,29%), serta daging, ikan, hewan air lainnya yang diolah sebesar 2,74%.
***Komang Ayu/Mohamad Rusman