Sulsel Alami Inflasi 2,53 Persen, Ini Pemicunya

150
Pemerintah mengatur ulang pengenaan Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas penjualan/penyerahan emas dan jasa terkait. Ini dilakukan untuk memberikan kemudahan, kepastian hukum, kesederhanaan, serta penurunan tarif. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Direktur Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Keuangan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Endang Kurnia Saputra menyebutkan, April 2020 Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 2,53 persen (yoy).Hal tersebut dipicu karena kenaikan harga pada beberapa komoditas terutama emas perhiasan

‘’Seiring gejolak harga di dunia, emas perhiasan penyumbang utama inflasi. Saat ini emas perhiasan merupakan komoditas yang mengalami kenaikan harga paling tinggi,” ujar Endang.

Selain emas perhiasan, air kemasan, ayam goreng, dan gula pasir juga mengalami lonjakan harga. Gula pasir. ketersediaannya di Sulsel mengalami defisit.

Sementara itu, angkutan udara mengalami deflasi 28,14 persen menyusul adanya larangan terbang untuk masyarakat umum.

Baca Juga :   PQN 2022, BI Sulsel Gelar Penukaran Uang Rupiah di Sejumlah Pasar