BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR –
Marketing Operation Region (MOR) VII PT. Pertamina memastikan pasokan dan distribusi Liquefied Petroleum Gas (LPG) di enam propinsi di wilayah Sulawesi aman. Langkah pengamanan stok dan peningkatan keandalan distribusi telah dilakulan untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi LPG jelang lebaran.
Unit Manager Communication & CSR MOR VII, Hatim Ilwan, mengatakan, konsumsi LPG di Sulawesi mengalami peningkatan. Perhitungan peningkatan konsumsi LPG diambil dari rata-rata penyaluran normal sepanjang Januari-Februari 2020, dibandingkan rata-rata April-Mei 2020.
Seminggu jelang lebaran, konsumsi LPG di Sulawesi Selatan tercatat yang paling tinggi, mencapai 876,66 Metric Ton (MT)/hari. Disusul Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah masing-masing 249,76 MT/hari dan 187,88 MT/hari. Sulawesi Tenggara 165,20 MT/hari, Gorontalo dan Sulawesi Barat masing-masing 107,86 MT/hari dan 95,37 MT/hari.
Pertamina MOR VII mencatat kenaikan konsumsi LPG Public Service Obligation (PSO) ukuran 3kg dari 1.511,60 Metric Ton (MT)/hari atau setara 503.866 tabung/hari menjadi 1.541,24 MT/hari atau setara 513.746 tabung/hari.
“Terjadi peningkatan 29,64 MT/hari atau setara 9.880 tabung/hari,” ujar Hatim.
Untuk produk LPG Non-PSO, di mana Elpiji 12kg, Bright Gas 5,5kg dan 12kg mengalami penurunan jumlah konsumsi dari 123,48 MT/hari menjadi 122,04 MT/hari atau menurun 1,17 persen dibandingkan dengan penyaluran normal.
Produk yang mengalami penurunan terbesar Elpiji 12kg yaitu sebesar 36,22 persen yang salah satunya dipengaruhi penerapan Single Brand Produk Bright Gas 12kg.
Produk LPG yang juga mengalami penurunan jumlah konsumsi adalah produk LPG untuk sektor non-rumah tangga, yang biasanya diserap oleh industri rumah makan, cafe serta hotel. Tercatat konsumsi rata-rata harian masa Covid 19 hingga bulan Mei 2020 turun 39,49 persen atau yang semula 32,15 MT/hari menjadi 19,46 MT/hari.
Nur Rachmat