BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Perbankan terus berupaya mendorong implementasi chip dalam kartu debit yang sudah beredar saat ini. Apalagi, Bank Indonesia (BI) telah menetapkan aturan yang mewajibkan kartu debit sudah harus 100 persen menggunakan chip pada akhir 2021.
Implementasi teknologi chip dalam kartu debit merupakan langkah untuk meningkatkan keamanan kartu dari risiko skimming.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Wilayah Makassar misalnya, migrasi kartu debit berchip sudah mencapai 90 persen dari target di akhir 2019.
“Total kita ada 6 juta rekening. Tahun 2021 bisa berchip semua,” ujar Kepala Kanwil BRI wilayah Makassar, Presley Hutabarat.
Presley menuturkan, pihaknya belum bisa memaksimalkan penggunaan chip dalam kartu debit karena banyak nasabah yang tinggal di pelosok dan masih belum mengganti kartunya. Oleh karena itu, pihaknya melakukan himbauan disetiap kantor cabang agar masyarakat mengganti kartu ATM lama ke Chip.
“Ini untuk keamanan nasabah sendiri. Kita terus menerus mendorong nasabah melakukan pergantian kartu dengan menawarkan berbagai manfaat lebih seperti program-program promosi,” katanya.
Sementara secara nasional, BRI sudah sekitar 60 persen pada akhir 2019 lalu. Total kartu debit bank ini mencapai 53 juta keping kartu. Pencapaian tahun 2019 sudah melampaui target BI sebesar 50 persen.
Dari keseluruhan kartu debit tersebut, BRI telah mendistribusikan kartu dengan logo Gerbang Pembayaran Nasional ( GPN) sekitar 23 juta kartu. BRI yakin bisa mengimplementasikan kartu chip secara penuh sesuai target BI.
Tahun ini, BRI juga akan terus memacu pertumbuhan kartu debit. Bank pelat merah ini menargetkan penambahan kartu baru sebanyak 5 juta seiring dengan target pertumbuhan jumlah rekening BRI.
Guna mencapai target itu, BRI melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan sosialisasi manfaat cashless secara berkelanjutan dan iteratif, terutama di segmen mikro.