// ]]> -->
BISNIS SULAWESI – Keingintahuan masyarakat terkait Universitas Terbuka (UT) terus meningkat. Selama ini universitas tersebut banyak diidentifikasi sebagai kampus tempat kuliahnya para guru, dalam beberapa tahun belakangan mulai dikenal para calon mahasiswa pekerja/profesional, dari berbagai profesi lain, seperti polisi, wiraswasta dan lain-lain.
Bukan hanya mereka yang berada di perkotaan, tapi sudah sudah dikenal sampai ke daerah kabupaten, mengingat perkuliahan menggunakan sistem online, sehingga mahasiswa UT bisa mengikuti proses belajar secara efektif, tanpa meninggalkan tempat kerja atau pekerjaan utama.
Pada kegiatan tersebut, tim UT berkesempatan melakukan kegiatas sosialisasi dan promosi (sosprom), dalam kegiatan Bimbingan Teknis peningkatan kapasitas aparatur desa, dan pengelolaan keuangan desa sesuai aplikasi sistem desa (sistedes). kegiatan ini dihadiri 170 peserta, yang tergolong sebagai aparatur desa di Kabupaten Luwu Utara. Acara juga dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Luwu Utara, Drs. Misbah.
Pada acara tersebut, Drs. Misbah berpesan, agar UT dapat memperkenalkan program-program yang ditawarkan khusus bagi aparat desa.
Menanggapi itu, Direktur UT Makassar, Drs Hasanuddin, M.Si mengaku, sangat bersyukur menerima tantangan tersebut. “Ada beberapa alternatif yang bisa kami tawarkan. Apakah mereka mengikuti perkuliahan secara full jenjang sarjana, dengan memilih jurusan sesuai kebutuhan aparatur desa. Juga ada yang berupa pelatihan maksimal satu tahun, dimana mereka nantinya menerima bukti belajar berupa sertifikat,” jelas Direktur UT Makassar, Drs Hasanuddin, M.Si
Disebutkan Hasan, anggaran yang dikelola setiap desa saat ini tergolong tinggi. Sehingga perlu pengelolaan dengan manajemen dan pelaporan keuangan secara profesional.
“Ini yang kemudian membutuhkan peningkatan kualitas dan kompetensi SDM aparatur desa, sesuai bidangnya masing-masing,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PMD Kabupaten Luwu Utara, Drs. Misbah mengapresiasi Universitas Terbuka, dalam upaya membantu pengembangan SDM aparat desa yang ada di Kabupaten Takalar.
“Saya melihat SDM aparat desa perlu memang digenjot dan perbaiki. Di Indonesia itu, setiap saat ada perubahan pola pikir, termasuk kami, harus mengikuti zaman. Dengan Undang- Undang Desa, di haruskan harus kuat didalam sistem pemerintahannya, salah satunya harus memang memiliki kompeten yang lebih dalam masing-masing bidangnya,” ungkapnya.
Lanjut Misbah, pihaknya mengapresiasi UT Makassar, untuk membantu aparat desa mengembangkan SDM-nya. Ini perlu dikawal dengan baik, apalagi saat ini setiap desa mendapatkan masing-masing anggaran Rp 2 miliar, terutama dalam hal keuangan ini perlu kemampuan dan kompetensi yang khusus.
“Kami perlu Universitas Terbuka, dalam hal pengembangan aparat desa. Apalagi UT memiliki program pembelajaran jarak jauh. Jadi aparat desa yang ingin belajar itu tidak perlu meninggalkan kantornya,” lanjut Misbah.
Komang Ayu
