BISNIS SULAWESI – Pemerintah Republik Indonesia memiliki banyak tantangan, peluang serta pekerjaan rumah di bidang ekonomi memasuki tahun 2020. Pemerintah telah menegaskan dan memberi semangat untuk membawa Indonesia menjadi negara yang maju, terutama di bidang ekonomi. Tentunya hal ini juga diharapkan dapat merata ke daerah yang ada di Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan.
Prospek pertumbuhan ekonomi Sulsel memasuki awal tahun 2020, diperkirakan akan memasuki suatu fase pemulihan, yang diperkirakan mulai lebih akseleratif dan progresif. Namun demikian, efek dari perang dagang perlu juga diwaspadai dan dicermati dengan baik oleh pemerintah, para pebisnis, dan masyarakat pemerhati ekonomi. Imbas dari keterbukaan jendela resesi global tentu juga dapat menjadi tantangan tersendiri dalam perkembangan ekonomi.
Pada sisi lapangan usaha, kinerja ekonomi diawal tahun akan bertumpu pada usaha pertanian. Menteri Pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo telah berkomitmen untuk mengembangkan usaha dalam pengelolaan data di sektor pertanian, dan berjanji segera dapat menyeragamkan data.
Pemerintah harus memiliki data yang persis, data yang valid, dan dapat disepakati bersama, serta tidak boleh menggunakan dua atau tiga data yang berbeda. Indonesia bisa semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan di setiap daerah, sehingga dibutuhkan penyusunan strategi untuk bisa memacu ketahanan pangan, yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Diperkirakan terjadi peningkatan investasi dan ekspor, karena konsumsi rumah tangga dengan dukungan pola inflasi yang terjaga. Peningkatan ini membantu daya beli masyarakat di tengah tantangan ekspor yang cukup tinggi. Konsistensi kebijakan larangan ekspor mineral mentah, diperkirakan akan meningkatkan harga nikel yang menjadi andalan di tengah ancaman resesi global.
Perlambatan ekonomi dunia terus mengintai, sehingga langkah antisipasi melalui pembangunan infrastruktur yang prudensial (bijaksana), menjadi langkah mitigasi yang paling mungkin untuk dapat dilakukan.
Termasuk peningkatan produktivitas dan upaya untuk terus mendorong pariwisata, di tengah perang dagang dan gejolak ekonomi global, dengan kecederungan pola baru dalam hal berwisata. Pola konsumsi rumah tangga berubah ke arah leisure (wisata). Potensi pariwisata Sulsel yang begitu melimpah ruah menjadi keunggulan kompetitif.
Menurut Bank Indonesia, diperkirakan korporasi akan mengevaluasi posisi investasinya, dengan melihat konsistensi kebijakan hilirisasi mineral mentah, serta permintaan domestik.
Bila kondisi sesuai dengan ekspektasi, investasi akan kembali meningkat di triwulan II 2020. Di sisi transaksi luar negeri, kinerja ekspor diperkirakan masih stabil seperti triwulan sebelumnya dengan impor yang lebih melandai. Pertumbuhan ekspor diperkirakan berada pada rentang 8,6-9,0 persen.
Kenaikan UMP akan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga perputaran ekonomi tetap ikut meningkat. Saat ini nilai inflasi Sulsel terbilang rendah dengan angka 3,1 persen. Angka ini diperkirakan akan terus menurun menjadi 3 persen, sehingga kinerja Pemprov Sulsel tentang upaya membuka akses jalan di beberapa daerah terpencil, akan mampu untuk meningkatkan minat investasi di Sulsel. Surplus 3 juta ton beras dengan dukungan dari 11 irigasi, dapat meningkat tajam bila irigasi Sulsel bisa dipompa menjadi lebih banyak lagi.
Penulis Dosen Informatika, Ekonomi dan Bisnis
Universitas Atma Jaya Makassar