BISNIS SULAWESI – Bagi umat Nasrani pada umumnya, menghias pohon Natal serta mendekorasi rumah dan gereja dengan tema tertentu menjadi kegiatan kreatif, unik, rutin, inspiratif, dan menyenangkan menjelang perayaan Natal.
Maklum, saat Natal tiba, biasanya saudara-saudari, keluarga dan tetangga berkunjung untuk makan bersama, bercerita atau sekadar memberi ucapan Selamat Natal.
Memaknai Natal, maka kiranya masyarakat perlu mengetahui bahwa dengan perayaan Natal, yang berarti pengorbanan, solidaritas, kesucian, universalitas, persaudaraan, dan persatuan, masyarakat tentu diajak untuk dapat saling berbagi kasih dalam semangat kekeluargaan.
Para pebisnis dan pengusaha perlu mengetahui simbol-simbol Natal untuk pernak-pernik yang akan dijual. Perayaan natal seringkali disimbolkan dengan adanya (1) Pohon Natal yang identik dengan pohon cemara yang tumbuh subur sepanjang musim dingin. Daunnya tetap hijau walaupun banyak tumpukan salju di atasnya. Maka dari itu, Pohon Natal diartikan sebagai harapan dan kehidupan;
Selanjutnya (2) karangan bunga kebanyakan ditemukan di pintu masuk. Bentuknya melingkar yang menandakan cinta Tuhan yang tak pernah berakhir; (3) Lilin mewakili tentang terangnya dunia; (4) Bintang Natal, yang muncul di langit saat Juru selamat lahir. Bintang itu sangat bersinar dan cerah sepanjang malam. (5) Lonceng digambarkan sebagai lambang kegembiraan dan keceriaan. Lonceng-lonceng dibunyikan di gereja-gereja untuk memperingati dimulainya misa atau perjamuan ekaristi; dan (6) Kaus kaki, yang merupakan tradisi menjadikan kaus kaki sebagai dekorasi Natal yang terinspirasi dari kisah Sinterklas.
Menjelang Natal tiba, yang diperingati pada tanggal 25 Desember setiap tahun, tentu menjadi berkat dan peluang bagi pebisnis atau pengusaha. Natal merupakan momen yang sangat spesial, karena kebanyakan orang ingin memberikan hadiah kepada orang yang dihargai, dikasihi dan dicintai.
Ini tentu menjadi kesempatan untuk menjual produk kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, kebanyakan pekerja menerima THR (Tunjangan Hari Raya) maupun bonus, yang dapat memungkinkan berbelanja lebih banyak, sehingga masyarakat pun cenderung dari jauh-jauh hari, sudah mulai memburu pernak-pernik Natal.
Peluang berbisnis ini dapat membawa keuntungan tersendiri bagi para pebisnis dan pengusaha pernak-pernik. Bahkan, toko-toko lain juga ikut mengganti sementara toko usahanya, untuk dapat berjualan pernak-pernik Natal, lantaran banyak permintaan dan kebutuhan dari masyarakat yang kiranya perlu disediakan.
Jenis usaha yang dapat menjadi kesempatan mulai dari jasa membungkus kado, makanan musiman, ornamen Natal buatan tangan, jasa dekorasi pohon, hadiah Natal perusahaan untuk karyawan, dan keranjang Natal. Selain jenis usaha tersebut, hiasan pernak-pernik Natal juga dibutuhkan oleh masyarakat.
Semoga bisnis pernak-pernik natal dapat menjadi sukacita Natal dan menjadikan berkat serta kebaikan bagi kehidupan sosial warga masyarakat, untuk terus dapat menjaga suasana kekeluargaan, kebersamaan, keberagaman, hidup rukun, damai, toleransi, dan berdampingan satu dengan yang lain serta berpengharapan yang baik dan sehat. (nts).
Penulis Dosen Informatika, Ekonomi dan Bisnis Universitas Atma Jaya Makassar