BISNIS SULAWESI, MAKASSAR,- Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb menghadiri ekspor raya hasil perikanan, melalui fasilitas video conference yang diadakan Balai Besar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar, di pelataran kantor PT KIMA, Jumat (22/11/19).
Iqbal menyatakan apresiasinya, kepada pelaku usaha yang telah berkontribusi terhadap pencapaian peningkatan ekspor produksi perikanan di Makassar.
“Saya berkomitmen untuk mendukung ekspor hasil perikanan dari Makassar. Selain itu, kita juga akan mengembalikan kejayaan udang windu di Sulawesi Selatan, dengan bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ucapnya.
Dalam video conference dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, Iqbal juga menyebutkan beberapa hal yang memerlukan bantuan langsung dari kementerian.
“Sampai tahun 90an Sulsel masuk 3 besar sebagai pengekspor terbanyak, dan salah satu komoditinya itu rumput laut yang dikelola sendiri oleh petani secara langsung. Tapi bapak menteri, saat ini nelayan kami punya kendala. Alat pelampungnya itu cuma pakai botol galon bekas air mineral,” ucapnya.
Edhy pun langsung menanggapi. Katanya, keluhan tersebut akan direalisasikan secepatnya. “Kedepannya akan direalisasikan dan kerja sama dengan kabupaten/kota akan secara terbuka dan transparan,” jelas menteri kelautan dan perikanan.
Kata Edhy, ekspor ini dilakukan serentak di delapan pelabuhan laut utama di Indonesia, yaitu pelabuhan laut Tanjung Priok Jakarta, Belawan Medan, Soekarno-Hatta Makassar, Tanjung Emas Semarang, Teluk Lamong Gresik, Bitung Sulawesi Utara, Yos Sudarso Ambon dan Bima.
Menurut Kepala BKIPM Makassar, Sitti Chadidjah, ekspor komoditas perikanan yang melalui pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, berasal dari sepuluh perusahaan sebanyak 16 kontainer dengan jumlah volume 340 ton.
Komoditi yang dikirim dari Makassar adalah rumput laut, udang beku, tuna beku, ikan demersal beku, ikan asap, ikan terbang beku, telur ikan terbang, cumi dan gurita beku dengan nilai Rp 19,35 Miliar. Negara tujuan ekspor adalah Rusia, Amerika Serikat, Belanda, China, Jepang dan Singapura.
Dalam kegiatan ekspor raya tersebut, Iqbal juga melakukan pengecekan kontainer ekspor berupa udang beku dan rumput laut serta menyerahkan sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) kepada Unit Pengolahan Ikan.
Selain sertifikat HACCP juga diserahkan sertifikat kesehatan ikan (Health Certificate) yang melakukan ekspor langsung ke negara tujuan.
Menurut Kepala Badan Karantina Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rina, secara nasional terdapat 1.004 kontainer yang akan dikirim ke 43 negara dan melibatkan 238 perusahaan eksportir dengan volume sebesar 20.151 ton dengan nilai Rp 1,79 triliun.
Nur Rachmat