BISNISSULAWESI.COM, JAKARTA – Berdasarkan jumlah SID, jumlah investor pasar modal meningkat dari 10,31 juta investor pada 2022 menjadi 11,46 juta pada 8 Agustus 2023. Berdasarkan jumlah tersebut, investor saham dan surat berharga lainnya berjumlah 4,90 juta, reksa dana 10,74 juta, dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 931 ribu.
Pada peringatan 46 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, kamis (10/08/2023) terungkap total aset yang tercatat di KSEI mengalami peningkatan 2,25% (ytd) dari Rp6.717,44 triliun pada 2022 menjadi Rp6.868,81 triliun pada 8 Agustus 2023. Peningkatan total aset yang tercatat di KSEI sejalan dengan peningkatan IHSG serta kapitalisasi pasar.
Dari sisi demografi per 8 Agustus 2023, investor individu di Indonesia didominasi oleh 62,16% laki-laki, 56,98% berusia di bawah 30 tahun, 32,29% pegawai swasta, negeri dan guru, 64,04% berpendidikan terakhir SMA dan 46,92% berpenghasilan Rp10jt – 100jt per tahun. Berdasarkan komposisi kepemilikan, investor lokal di Indonesia masih mendominasi sebesar 99,68%, dengan rincian jumlah 99,57% untuk investor saham, dan 99,91% untuk investor reksa dana. Sedangkan dari jenis investor, investor individu menempati urutan pertama dengan jumlah 11,42 juta.
Dominasi dari investor muda di pasar modal Indonesia juga terlihat dari kepemilikan rekening investor di agen penjual efek reksa dana financial technology yang saat ini telah mencapai 78%. Sedangkan aset under management (AUM) reksa dana yang tercatat di KSEI sampai dengan 8 Agustus 2023 berjumlah Rp794,89 triliun atau sedikit menurun 3,17%.
KSEI memiliki 26 Program Strategis yang direncanakan rampung secara bertahap. Beberapa rencana strategis KSEI antara lain meliputi perluasan Sistem Multi Investasi Terpadu (S-MULTIVEST) agar dapat digunakan untuk industri asuransi dan dana pensiun, serta pengembangan EASY agar dapat digunakan untuk RUPS Pemegang Unit Penyertaan dan Pemegang Obligasi.
Kajian terkait Carbon Trading juga menjadi agenda lanjutan KSEI. Hal ini merupakan tindak lanjut diterbitkannya Peraturan Menteri kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) nomor 21 tahun 2022. Sedangkan pengembangan lainnya yang tengah dilakukan KSEI antara lain, alternatif penyimpanan dana nasabah pada sub rekening efek (SRE) untuk instrument efek bersifat ekuitas, dan efek bersifat utang serta investor fund unit account (IFUA) untuk instrumen reksa dana.
Inisiatif pemanfaatan SRE dan IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah pasar modal bertujuan memudahkan investor khususnya individu, mulai dari pembukaan rekening investasi, saat melakukan transaksi, hingga penyelesaian transaksi.
Pada akhir tahun 2022, KSEI kembali meraih penghargaan Marquee Award sebagai kustodian sentral terbaik di Asia Tenggara dari Alpha Southeast Asia Magazine. Gelar tersebut berhasil diraih KSEI untuk yang kelima kalinya setelah sebelumnya meraih gelar yang sama pada tahun 2016, 2018, 2019, dan 2021. Gelar Kustodian sentral terbaik se-Asia Tenggara berhasil diperoleh KSEI atas inovasi yang dilakukan sepanjang tahun 2022 serta rencana pengembangan pasar modal Indonesia di masa mendatang.
Salah satu rencana strategis yang berhasil dilakukan KSEI pada tahun 2022 adalah bergabungnya KSEI sebagai anggota BI-FAST, peningkatan kapasitas sistem utama C-BEST, hingga pengembangan platform untuk pemantauan portofolio investasi yakni AKSES KSEI. (*)