Perluas Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Pertama di Indonesia Timur

113

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – PLN terus melakukan transformasi guna mendukung terwujudnya era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia, yakni dengan meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pertama di Indonesia Timur di PLN ULP Mattoanging, Makassar, Sulawesi Selatan.

Hadir dalam acara tersebut, Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril, Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda, para Pimpinan Perusahaan serta Pemilik Kendaraan Listrik dan Pemerintah Daerah setempat lainnya.

Di Indonesia, PLN telah memiliki SPKLU sebanyak 31 Unit yang tersebar di titik strategis metropolis dan rencananya 5 SPKLU lainnya akan dibuat pada jalur tol lintas Jawa sehingga dapat memenuhi target 67 unit di Tahun 2021. Tentunya jumlah SPKLU ini diharapkan akan terus bertambah menjadi 1558 unit di tahun 2025.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda mengatakan SPKLU pertama di Indonesia Timur, dapat mendukung terwujudnya Electrifying Lifestyle di kalangan masyarakat dan mendukung para pengusaha penyedia kendaraan listrik dalam menyediakan kendaraan listrik.

“Hadirnya SPKLU ini dapat mendukung terwujudnya Electrifying Lifestyle di masyarakat dan mendukung para pengusaha penyedia kendaraan listrik dalam menyediakan kendaraan listrik,” ujar Syamsul Huda.

Syamsul Huda berharap hadirnya SPKLU mampu mendorong penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai secara massif.

POTO : ISTIMEWA

Plt Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengatakan mengapresiasi komitmen PLN dalam mendukung era KLBB dengan menghadirkan SPKLU pertama di Indonesia Timur.

“SPKLU menjadi tanda komitmen PLN untuk mendukung pemerintah guna mendukung era KLBB,” ujar Andi Sudirman Sulaiman

SPKLU Mattoanging, Fast Charging 25 kW dan Integrasi Charge.IN

Baca Juga :   *Cegah Virus ASF, Dinas Pertanian Masifkan Penanganan Ternak Babi di Luwu Utara* Luwu Utara --- Virus African swine fever (ASF) atau flu babi Afrika kini sudah mulai terdeteksi di Kabupaten Luwu Utara sejak April 2023 lalu. Di mana pada 24 April, Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Mappedeceng menerima laporan kematian ternak babi di Desa Mekar Jaya dengan tanda-tanda klinis sebelum mati, yaitu tak mau makan, demam tinggi, feces encer berwarna hitam kecokelatan, pendarahan di hidung dan telinga, sesak napas dan berak darah. Dengan ditemukannya kasus tersebut, Puskeswan langsung mengambil langkah cepat dengan mengoordinasikan kejadian tersebut ke Dinas Pertanian Luwu Utara. Gayung pun bersambut. Pada 28 April 2023, Dinas Pertanian langsung turun ke lapangan melakukan surveillance. Selang sehari, Dinas Pertanian bersama Tim Balai Besar Veteriner (BBVET) Maros mengambil sampel ternak babi di Desa Mekar Jaya, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati. Pada 2 Mei 2023, terkonfirmasi bahwa hasil uji laboratorium BBVET Maros diyatakan ternak babi tersebut positif virus ASF. Hingga saat ini, 15 Mei 2023, berdasarkan data Dinas Pertanian Luwu Utara, tercatat 4.755 ekor babi telah mati, yang tersebar di Kecamatan Tanalili, Bonebone, Sukamaju, Sukamaju Selatan, Sabbang dan Sabbang Selatan. Guna mengantisipasi agar kasus kematian babi tidak meluas, Dinas Pertanian memasifkan penanganan ternak babi. Kepala Dinas Pertanian Luwu Utara, Rusydi Rasyid, mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah memasifkan penanganan ternak babi di seluruh wilayah Luwu Utara, mulai dari sosialisasi di sentra-sentra peternakan babi, pengobatan ternak babi yang sakit, pembagian desinfektan, menerbitkan Surat Edaran Bupati tentang Penutupan Lalu Lintas Ternak Babi yang ditujukan ke para Camat/Desa/Lurah, serta membentuk Tim Terpadu Kewaspadaan Penyebaran Flu Babi. “Ini semua kita lakukan dalam rangka untuk meminimalisir risiko penularan flu babi. Sekaligus sebagai upaya deteksi dini, serta upaya pencegahan penyebarannya di level peternakan,” jelas Rusydi Rasyid, Senin (15/5/2023), di Masamba. Rusydi menjelaskan bahwa terkait sosialisasi, pihaknya terus memberikan pemahaman terkait penyakit ASF ini. Salah satunya adalah mengingatkan masyarakat bahwa penyakit flu babi ini memiliki tingkat kematian 100%. Kendati demikian, kata dia, penyakit flu babi ini tidak bersifat zoonosis alias tidak menular ke manusia. Sementara terkait pembentukan Tim Terpadu Kewaspadaan Penyebaran Flu Babi, Rusydi menyebutkan bahwa tim ini terdiri dari dokter hewan dan paramedik peternakan yang berjumlah 87 orang, yang terdiri dari 7 dokter hewan, dan 80 paramedik peternakan. “Tugas utama dari tim ini adalah melaporkan perkembangan kasus penyakit flu Babi,” sebut Rusydi. Selain itu, lanjut dia, juga memberikan informasi dan edukasi terhadap kewaspadaan penyakit flu babi serta melakukan pengawasan lalu lintas ternak babi, baik yang masuk maupun yang keluar daerah antarkabupaten/kota dan antarprovinsi. “Ini adalah upaya-upaya penanganan dan pengendalian yang kami lakukan, sekaligus langkah-langkah pencegahan agar kasus virus African swine fever (ASF) atau flu babi Afrika ini tidak semakin melebar,” pungkasnya. (LH)

Menariknya SPKLU Mattoanging, telah dilengkapi pengisian daya 25kW yang memungkinkan pelanggan melakukan pengisian daya hanya dengan waktu 30 menit, untuk jarak sekitar 100 km dan terintegrasi dengan aplikasi Charge.IN.

Aplikasi Charge.IN adalah aplikasi charging yang pertama pada SPKLU bagi konsumen pemilik KBLBB. Dengan aplikasi Charge.IN, pemilik KBLBB bisa mengontrol dan memonitor pengisian baterai mobil atau motor listrik di stasiun-stasiun pengisian atau SPKLU. Aplikasi PLN Charge.IN sudah tersedia di google playstore, sehingga saat ini masyarakat sudah dapat menikmati kemudahan dalam mengisi daya kendaraan listrik.

Tak hanya SPKLU Mattoanging, General Manager PLN UIW Sulselrabar, Awaluddin Hafid mengatakan akan terus menambah titik lokasi SPKLU di sekitar kota Makassar.

“Kami juga akan terus menambah titik lokasi SPKLU di kota Makassar, seperti di Public Space, Kantor Pemerintahan, Pusat Perbelanjaan, Lokasi Wisata dan Rest Area,” ujar Awaluddin Hafid.

Pemilik Electric Vehicle (EV), Erwin mengaku bahagia dengan kehadiran SPKLU pertama di Indonesia Timur, Mattoanging.

“Kehadiran SPKLU di Mattoanging mampu memberikan solusi terbaik bagi kami pemilik Electric Vehicle (EV) sekaligus memudahkan dalam mengisi kendaraan listrik saat diperjalanan,” ujar Erwin.

Erwin berharap akan adanya tambahan titik lokasi SPKLU di Makassar, selain Mattoanging.

***