Investor Pasar Modal di Sulsel Bertambah, Sayang Transaksi Turun

106
Kepala  Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar, Sulawesi Selatan, Fahmin Amirullah. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

 

BISNIS SULAWESI, MAKASSAR – Jumlah investor pasar modal (PM) di Sulawesi Selatan terus bertambah. Dalam lima tahun terakhir (2015 – 2020), terjadi penambahan sebanyak 15.630 Sub Rekening Efek (SRE) atau  jumlah rekening investor yang tercatat di sekuritas dan 13.598 Single Investor Identification (SID) atau jumlah investor berdasarkan KTP, dari 5.526 SRE dan 4.636 SID pada 2015 menjadi 21.156 SRE dan 13.598 SID pada 2019. IDari jumlah tersebut, terjadi pertambahan setiap tahunnya antara 2.500 hingga 5.500 investor.

Hal itu diungkapkan Kepala  Bursa Efek Indonesia (BEI) Makassar, Sulawesi Selatan, Fahmin Amirullah kepada Bisnis Sulawesi, (Selasa, 28/04/2020).

‘’Saat ini, masyarakat di Sulawesi Selatan sudah semakin melek dunia pasar modal. Kami sering melakukan sosialisasi ke institusi-institusi bahkan ke kampus-kampus dengan sasaran tujuan kaum milenial,” ujar Fahmin.

Untuk tahun 2020, Fahmin menyebutkan masih terjadi pertambahan jumlah investor setiap bulannya. Pada Januari 2020 bertambah 403 SRE dari 21.156 pada Desember 2019 menjadi 21.559 pada Januari 2020 dan bertambah sebanyak 378 SID dari 18.234 SID pada Desember 2019 menjadi 18.612 SID di Januari 2020. Begitu juga Februari 2020 bertambah 325 SRE dan 263 SID serta Maret 2020 bertambah 735 SRE dan 617 SID.

‘’Sehingga jumlah investor PM di Sulsel per Maret 2020 sebanyak 22.619 SRE dan 19.492 SID,’’ sebut Fahmin.

Hanya saja, pertambahan jumlah invetor tidak sebanding dengan nilai transaksi. Transaksi pada Februari dan Maret 2020 jauh di bawah transaksi pada Januari 2020. Januari, terjadi transaksi sebesar  Rp 970,798 miliar  menurun pada Februari 2020 hanya Rp 600,219 miliar dan Maret 2020, Rp 747,241 miliar.

Dikatakan Fahmin, secara umum hampir semua pasar global terkoreksi, termasuk Indonesia dan khususnya Sulawesi Selatan. Penurunan jumlah transaksi terjadi salah satunya akibat pandemi Covid 19.

Baca Juga :   Peluang Bisnis Tata Rias

‘’Dari Faberuari ke Maret 2020, memang kelihatan ada prtumbuhan karena kalau dilihat pada Maret 2020 ada penguatan IHSG setelah terkoreksi cukup dalam. Namun, kalau dilihat dari transaksi sebelum pandemi, masih terjadi penurunan,’’ pungkasnya.

Bali Putra